Indikasi
Kejang atau twitching, paresis atau
paralisis termasuk paresis N. VI, koma, ubun-ubun besar menonjol, kaku kuduk
dengan kesadaran menurun, tuberkulosis milier,
leukemia, mastoiditis kronik yang dicurigai meningitis, sepsis, demam yang tidak
diketahui sebabnya, pengobatan
meningitis kronik karena limfoma dan sarkoidosis, pengobatan tekanan
intrakranial meninggi jinak (benign intracranial hypertension),
memasukkan obat-obatan tertentu
Kontraindikasi
Syok/renjatan, infeksi lokal di sekitar daerah
tempat pungsi lumbal, peningkatan tekanan intrakranial (oleh tumor, space
occupying lession, hidrosefalus), gangguan pembekuan darah yang belum
diobati
Komplikasi
Sakit kepala, infeksi, iritasi zat kimia
terhadap selaput otak, jarum pungsi patah, herniasi, tertusuknya saraf oleh jarum
pungsi
Alat dan Bahan
1. Sarung tangan steril
2. Duk berlubang
3. Kassa steril, kapas, dan
plester
4. Jarum pungsi lumbal no. 20 dan 22 beserta
stylet
5. Antiseptik: povidon iodine dan alkohol
70%
6. Tabung reaksi untuk menampung cairan
serebrospinal
Prosedur
1. Pasien dalam posisi miring pada salah satu
sisi tubuh. Leher fleksi maksimal (dahi ditarik ke arah lutut), ektremitas bawah
fleksi maksimum (lutut ditarik ke arah dahi), dan sumbu kraniospinal (kolumna
vertebralis) sejajar dengan tempat tidur.
2. Tentukan daerah pungsi lumbal di antara
vertebra L4 dan L5 yaitu dengan menemukan garis potong sumbu kraniospinal
(kolumna vertebralis) dan garis antara kedua spina iskhiadika anterior superior
(SIAS) kiri dan kanan. Pungsi dapat pula dilakukan antara L4 dan L5 atau antara
L2 dan L3 namun tidak boleh pada bayi.
3. Lakukan tindakan antisepsis pada kulit di
sekitar daerah pungsi radius 10 cm dengan larutan povidon iodin diikuti dengan
larutan alkohol 70% dan tutup dengan duk steril di mana daerah pungsi lumbal dibiarkan terbuka.
4. Tentukan kembali daerah pungsi dengan menekan
ibu jari tangan yang telah memakai sarung tangan steril selama 15-30 detik yang
akan menandai titik pungsi tersebut selama 1 menit.
5. Tusukkan jarum spinal/stylet pada
tempat yang telah ditentukan. Masukkan jarum perlahan-lahan menyusur tulang
vertebra sebelah proksimal dengan mulut jarum terbuka ke atas sampai menembus
duramater. Jarak antara kulit dan ruang subarakhnoid berbeda pada tiap anak
tergantung umur dan keadaan gizi. Umumnya 1,5-2,5 cm pada bayi dan meningkat
menjadi 5 cm pada umur 3-5 tahun. Pada remaja jaraknya 6-8 cm. (gambar di bawah
ini.)
6. Lepaskan stylet perlahan-lahan dan
cairan keluar. Untuk mendapatkan aliran cairan yang lebih baik, jarum diputar
hingga mulut jarum mengarah ke kranial. Ambil cairan untuk
pemeriksaan.
7. Cabut jarum dan tutup lubang tusukan dengan
plester
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !