Teori pembentukan batu:
a. Teori inti (nukleus): kristal dan benda asing
merupakan tempat pengendapan kristal pada urin yang sudah mengalami
supersaturasi.
b. Teori matriks: matriks organik yang berasal
dari serum atau protein-protein urin memberikan kemungkinan pengendapan
kristal.
c. Teori inhibitor kristalisasi: beberapa
substansi dalam urin menghambat terjadinya kristalisasi, konsentrasi yang rendah
atau absennya substansi ini memungkinkan terjadinya
kristalisasi.
Pembentukan batu membutuhkan supersaturasi di mana
supersaturasi itu bergantung pada pH urin, kekuatan ion, konsentrasi cairan, dan
pembentukan kompleks.
Batu kalsium dapat disebabkan oleh:
o Hiperkalsiuria absorptif: gangguan metabolisme
yang menyebabkan absorpsi usus yang berlebihan juga pengaruh vitamin D dan
hiperparatiroidi.
o Hiperkalsiuria renalis: kebocoran pada ginjal.
Batu oksalat dapat disebabkan
oleh:
o Primer autosomal
resesif.
o Ingesti-inhalasi: vitamin C, ethylen
glycol, methoxyflurane, anestesi
o Hiperoksalouria enternik: inflamasi saluran
pencernaan, reseksi usus halus, bypass jejunoileal, sindrom
malabsorpsi.
Batu asam urat dapat disebabkan
oleh:
o Makanan yang banyak mengandung purin.
o Pemberian sitostatik pada pengobatan
neoplasma.
o Dehidrasi kronis.
o Obat-obatan: tiazid, lasix,
salisilat.
Manifestasi
Klinis
Gejala dan tandanya bergantung pada lokasi
batu. Pasien dengan batu ginjal akan merasa pegal dan kolik pada daerah sudut
kostovertebralis (costovertebra angle = CVA). Pada pemeriksaan fisis
didapatkan nyeri tekan dan nyeri ketok CVA. Bila terjadi hidronefrosis akan
teraba adanya massa. Dapat terjadi infeksi dan bila terjadi sepsis akan demam,
menggigil serta apatis. Gejala traktus digestivus seperti nausea, vomitus dan
distensi abdomen dapat terjadi karena ileus paralitik. Hematuria dapat terjadi
secara mikro (90%) atau makro (10%).
Pada pasien dengan batu ureter terdapat rasa
nyeri mendadak yang disebabkan batu yang lewat, rasa sakit berupa rasa pegal di
CVA atau kolik yang menjalar ke perut bawah sesuai lokasi batu dalam ureter.
Pada pria rasa sakit akan menjalar ke testis bila batu di ureter proksimal atau
ke vulva pada wanita dan ke skrotum pada batu di ureter distal. Dapat pula
terjadi gangguan traktus digestivus. Bila batu sudah menetap di ureter hanya
ditemukan rasa pegal di CVA karena bendungan. Pasien yang mengalami kolik tampak
gelisah dan kulitnya basah dan dingin. Pada pemeriksaan fisis ditemukan nyeri
tekan dan nyeri ketok CVA, spasme otot-otot abdomen, testis hipersensitif, dan
skrotum hipersensitif. Bila batu menetap di ureter hanya ditemukan nyeri tekan
dan nyeri ketok atau tidak ditemukan kelainan sama sekali.
Pada pasien dengan batu buli-buli terdapat
gejala miksi yang lancar tiba-tiba terhenti dan terasa sakit yang menjalar ke
penis. Miksi yang berhenti itu dapat lancar kembali bila posisi diubah. Bila hal
ini terjadi pada anak-anak, mereka akan berguling-guling dan menarik-narik
penisnya. Bila terjadi infeksi ditemukan tanda-tanda sistitis hingga hematuria.
Pada pemeriksaan fisis ditemukan nyeri tekan supra simfisis karena infeksi atau
teraba masa karena retensio urin. Hanya batu yang
besar yang dapat diraba bimanual.
Pasien dengan batu t.tretra dapat mengalami
miksi yang tiba-tiba berhenti disertai rasa sakit yang hebat pada glans penis,
batang penis, perineum dan rektum. Rasa sakit dapat membimbing ke arah lokasi di
mana batu tertahan dalam uretra:
o Glans penis - fosa navikularis
o Uretra anterior - lokasi
batu
o Perineum dan rektum - bulbus uretra dan uretra
pars prostatika.
Pemeriksaan
Penunjang
Pemeriksaan laboratoritun darah yang sebaiknya
dilakukan adalah pemeriksaan darah perifer lengkap dan fungsi
ginjal.
Pada pemeriksaan urinalisa bila pH > 7,6
biasanya ditemukan kuman urea splitting yang menyebabkan batu anorganik
sedangkan pH asam menyebabkan batu organik (batu asam urat). Dapat pula
ditemukan sedimen, hematuria mikroskopik (90%), dan bila terjadi infeksi
leukosit akan meningkat. Pemeriksaan untuk mencari penyebab antara lain dapat
diukur ekskresi Ca, fosfor, asam urat dalam urin 24 jam.
Pada pemeriksaan BNO-IVP terlihat lokasi,
ukuran, jumlah batu dan melihat adanya bendungan. Urutan dari yang paling radio
opak hingga radiolusen pada BNO adalah: kalsium fosfat, kalsium-oksalat,
magnesium amonium fosfat, sistin, asam urat, dan xantin. Pada batu buli-buli
tampak susunan batu berlapis-lapis seperti bawang, terletak di garis tengah, dan
bila ada pembesaran prostat maka batu terletak lebih
tinggi.
Pada gangguan fungsi ginjal, IVP tidak
dilakukan sehingga dilakukan retrograd pielografi atau bila hasil pielografi
retrograd tidak memadai dilanjutkan dengan pielografi
anterograd
Pemeriksaan radiologis lain yang dapat
menunjang antara lain USG, CT scan, MRI, atau nuclear scintigraphy yang
dapat mengidentifikasi batu yang kecil yang sulit diidentifikasi dengan cara
konvensional.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan dapat
dengan:
o Operasi terbuka
o Operasi endoskopik (PNCL, URS-Lithotripsy,
litotripsi mekanik, dll), atau
o Extra Corporeal Shockwave
Lithotripsy
Terapi konservatif dengan pemberian diuretik
hanya dilakukan pada batu ureter yang berukuran diameter < 5 mm dengan
hidronefrosis ringan yang nyeri koliknya sudah diatasi.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !