Perawatan Neonatus di Kamar Bersalin - FR 123 NT
Headlines News :
Home » » Perawatan Neonatus di Kamar Bersalin

Perawatan Neonatus di Kamar Bersalin

Written By Unknown on Selasa, 14 Agustus 2012 | 00.55

Kebutuhan utama neonatus adalah pertolongan saat lahir agar dapat bernapas spontan, teratur, dan terus-menerus; dapat mempertahankan suhu tubuh normal; dan terhindar dari infeksi.

Resusitasi Neonatus
Persiapan
Perlengkapan/alat:
1.      Meja resusitasi dengan pemanas radian atau lampu sorot yang dapat berfungsi sebagai pemanas
2.      Tabung oksigen yang terisi dengan flowmeter dan pipa/slang yang cukup panjang
3.      Alat pengisap lendir
4.      Laringoskop dengan bilah lurus (Miller 0 dan 1 ) dan baterai yang siap pakai
5.      Pipa endotrakeal ukuran 2,5,  3,0 dan  3,5 mm
6.      Resusitator (bag and mask dengan berbagai ukuran)
7.      Kateter umbilikal no 5 F,  3.5 F
8.      Semprit 1 ml, 3 ml, 5 ml, dan 10 ml
9.      Jarum no.18, wing needle 23 dan 25, kateter intravena no. 24/25
10.  Stetoskop
11.  Stopcock dan konektor
12.  Handuk, gunting, penjepit tali pusar (semuanya steril).

Obat-obatan:
1.      Adrenalin 1:10000              0,1-0,3 ml/kgBB
2.      Dekstrose 10 %                 2 ml/kgBB
3.      Dopamin                            5-20 μg/kgBB
4.      Natrium bikarbonat 4,2%   2 mEq/kgBB
5.      NaCl 0,9%                         10-20 ml/kgBB
6.      Nalokson (Narcan)             0,01 mg/kgBB

Setelah dilahirkan lengkap, segera keringkan seluruh badan dan kepala bayi. Ganti kain basah dengan yang kering dan telah dihangatkan untuk mengalasi meja.

Bersihkan jalan napas dengan kateter mulai dari mulut, kemudian hidung. Jangan terlalu hanya sampai nasofaring, kecuali pada bayi dengan air ketuban yang mengandung mekonium.

Penilaian skor Apgar menit pertama dan kelima berguna untuk menentukan perlu tidaknya pengawasan ketat pada neonatus di kamar bersalin dan ruang perawatan.

Sebagai pencegahan infeksi, tali pusat dan daerah sekitarnya diolesi bakterisid (jangan berlebihan) serta bayi dibersihkan dengan kain lap kering dan hangat. Sebagai profilaksis dapat diberikan tetes mata antibiotik.

Berikan injeksi vitamin K1 1 mg intramuskular segera setelah lahir untuk mencegah defek koagulasi.

Jangan memandikan bayi yang baru lahir.

Asfiksia pada Neonatus
Asfiksia neonatorum adalah keadaan bayi baru lahir yang tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur dalam 1 menit setelah lahir. Biasanya terjadi pada bayi yang dilahirkan dari ibu dengan komplikasi, misalnya diabetes melitus, preeklampsia berat atau eklampsia, eritroblastosis fetalis, kelahiran kurang bulan (< 34 minggu), kelahiran lewat waktu, plasenta previa, solusio plasentae, korioamnionitis, hidramnion dan oligohidramnion, gawat janin, serta pemberian obat anestesi atau narkotik sebelum kelahiran.

Manifestasi Klinis
Distres pernapasan (apnu atau megap-megap), detak jantung < 100x/menit, refleks/respons bayi lemah, tonus otot menurun, serta warna kulit biru atau pucat.

Berdasarkan skor Apgar menit pertama, asfiksia pada neonatus dibagi menjadi:
o       Asfiksia ringan: skor Apgar 4-6.
o       Asfiksia berat: skor Apgar 1-3.

Penatalaksanaan
Pada neonatus dengan asfiksia, resusitasi diberikan secepat mungkin tanpa menunggu penghitungan skor Apgar. Langkah resusitasi mengikuti ABC: A, pertahankan jalan napas bebas, jika perlu dengan intubasi endotrakeal; B, bangkitkan napas spontan dengan stimulasi taktil atau tekanan positif menggunakan bag and mask atau lewat pipa endotrakeal; C, pertahankan sirkulasi jika perlu dengan kompresi dada dan obat-obatan.

Pada asfiksia ringan, berikan bantuan napas dengan oksigen 100% melalui bag and mask selama 15-30 detik. Bila dalam waktu 30 detik denyut nadi masih di bawah 80x/menit, lakukan kompresi dada dengan dua jari pada 1/3 bawah sternum sebanyak 120x/menit.

Intubasi endotrakeal harus dilakukan (oleh tenaga terlatih) pada bayi yang tidak memberi respons terhadap bantuan napas dengan bag and mask atau pada bayi dengan asfiksia berat.

Terapi medikamentosa diberikan bila denyut nadi masih di bawah 80x/menit setelah 30 detik kombinasi bantuan napas dan kompresi dada atau dalam keadaan asistol. Berikan adrenalin 1:10.000 dosis 0, 1-0,3 ml/kgBB intravena/intratrakeal, dapat diulangi tiap 3-5 menit. Pada respons yang buruk terhadap resusitasi, hipovolemia, hipotensi, dan riwayat perdarahan berikan 10 ml/kgBB cairan infus (NaCl 0,9%, Ringer laktat, atau darah). Jika hasil pemeriksaan penunjang menunjukkan asidosis metabolik, berikan natrium bikarbonat 2 mEq/kgBB perlahan-lahan. Natrium bikarbonat diberikan hanya setelah terjadi ventilasi yang efektif karena dapat meningkatkan CO2 darah sehingga timbul asidosis respiratorik.

Asfiksia berat dapat mencetuskan syok kardiogenik. Pada keadaan ini berikan dopamin atau dobutamin per infus 5-20 μg/kgBB/menit setelah sebelumnya diberikan volume ex­pander. Adrenalin 0,1 μg/kgBB/menit dapat diberikan pada bayi yang tidak responsif terhadap dopamin atau dobutamin.

Bila terdapat riwayat pemberian analgesik narkotik pada ibu saat hamil, berikan Narcan (nalokson) 0,1 mg/kgBB subkutan/intramuskular/intravena/melalui pipa endotrakeal.

Komplikasi
Edema otak, perdarahan otak, anuria atau oliguria, hiperbilirubinemia, enterokolitis nekrotikans, kejang, koma. Tindakan bag and mask berlebihan dapat menyebabkan pneumotoraks.

Prognosis
1.      Asfiksia ringan: tergantung pada kecepatan penatalaksanaan
2.      Asfiksia berat: dapat menimbulkan kematian pada hari-hari pertama atau kelainan saraf. Asfiksia dengan pH 6,9 dapat menyebabkan kejang sampai koma dan kelainan neurologis permanen, misalnya serebral palsi atau retardasi mental.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : nofull
Powered by fren
Copyright © 2012. FR 123 NT - All Rights Reserved
Template Design by Callysta Zahrani Published by FR 123 NT