Resusitasi Neonatus
Persiapan
Perlengkapan/alat:
1. Meja resusitasi dengan pemanas radian atau
lampu sorot yang dapat berfungsi sebagai pemanas
2. Tabung oksigen yang terisi dengan
flowmeter dan pipa/slang yang cukup panjang
3. Alat pengisap lendir
4. Laringoskop dengan bilah lurus (Miller 0 dan
1 ) dan baterai yang siap pakai
5. Pipa endotrakeal ukuran 2,5, 3,0 dan 3,5 mm
6. Resusitator (bag and mask dengan
berbagai ukuran)
7. Kateter umbilikal no 5 F, 3.5 F
8. Semprit 1 ml, 3 ml, 5 ml, dan 10
ml
9. Jarum no.18, wing needle 23 dan
25, kateter intravena no. 24/25
10. Stetoskop
11. Stopcock dan konektor
12. Handuk, gunting, penjepit tali pusar
(semuanya steril).
Obat-obatan:
1. Adrenalin 1:10000 0,1-0,3 ml/kgBB
2. Dekstrose 10 % 2 ml/kgBB
3. Dopamin 5-20
μg/kgBB
4. Natrium bikarbonat 4,2% 2 mEq/kgBB
5. NaCl 0,9% 10-20 ml/kgBB
6. Nalokson (Narcan) 0,01 mg/kgBB
Setelah dilahirkan lengkap, segera keringkan
seluruh badan dan kepala bayi. Ganti kain basah dengan yang kering dan telah
dihangatkan untuk mengalasi meja.
Bersihkan jalan napas dengan kateter mulai
dari mulut, kemudian hidung. Jangan terlalu hanya sampai nasofaring, kecuali
pada bayi dengan air ketuban yang mengandung mekonium.
Penilaian skor Apgar menit pertama dan kelima
berguna untuk menentukan perlu tidaknya pengawasan ketat pada neonatus di kamar
bersalin dan ruang perawatan.
Sebagai pencegahan infeksi, tali pusat dan
daerah sekitarnya diolesi bakterisid (jangan berlebihan) serta bayi dibersihkan
dengan kain lap kering dan hangat. Sebagai profilaksis dapat diberikan tetes mata
antibiotik.
Berikan injeksi vitamin K1 1 mg
intramuskular segera setelah lahir untuk mencegah defek
koagulasi.
Jangan memandikan bayi yang baru
lahir.
Asfiksia pada
Neonatus
Asfiksia neonatorum adalah keadaan bayi baru
lahir yang tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur dalam 1 menit setelah
lahir. Biasanya terjadi pada bayi yang dilahirkan dari ibu dengan komplikasi,
misalnya diabetes melitus, preeklampsia berat atau eklampsia, eritroblastosis
fetalis, kelahiran kurang bulan (< 34 minggu), kelahiran lewat waktu,
plasenta previa, solusio plasentae, korioamnionitis, hidramnion dan
oligohidramnion, gawat janin, serta pemberian obat anestesi atau narkotik
sebelum kelahiran.
Manifestasi Klinis
Distres pernapasan (apnu atau megap-megap),
detak jantung < 100x/menit, refleks/respons bayi lemah, tonus otot menurun,
serta warna kulit biru atau pucat.
Berdasarkan skor Apgar menit pertama, asfiksia
pada neonatus dibagi menjadi:
o Asfiksia ringan: skor Apgar
4-6.
o Asfiksia berat: skor Apgar
1-3.
Penatalaksanaan
Pada neonatus dengan asfiksia, resusitasi
diberikan secepat mungkin tanpa menunggu penghitungan skor Apgar. Langkah
resusitasi mengikuti ABC: A, pertahankan jalan napas bebas, jika perlu dengan
intubasi endotrakeal; B, bangkitkan napas spontan dengan stimulasi taktil atau
tekanan positif menggunakan bag and mask atau lewat pipa endotrakeal; C,
pertahankan sirkulasi jika perlu dengan kompresi dada dan
obat-obatan.
Pada asfiksia ringan, berikan bantuan napas
dengan oksigen 100% melalui bag and mask selama 15-30 detik. Bila dalam
waktu 30 detik denyut nadi masih di bawah 80x/menit, lakukan kompresi dada
dengan dua jari pada 1/3 bawah sternum sebanyak
120x/menit.
Intubasi endotrakeal harus dilakukan (oleh
tenaga terlatih) pada bayi yang tidak memberi respons terhadap bantuan napas
dengan bag and mask atau pada bayi dengan asfiksia
berat.
Terapi medikamentosa diberikan bila denyut
nadi masih di bawah 80x/menit setelah 30 detik kombinasi bantuan napas dan
kompresi dada atau dalam keadaan asistol. Berikan adrenalin 1:10.000 dosis 0, 1-0,3 ml/kgBB
intravena/intratrakeal, dapat diulangi tiap 3-5 menit. Pada respons yang buruk
terhadap resusitasi, hipovolemia, hipotensi, dan riwayat perdarahan berikan 10
ml/kgBB cairan infus (NaCl 0,9%, Ringer laktat, atau darah). Jika hasil
pemeriksaan penunjang menunjukkan asidosis metabolik, berikan natrium bikarbonat
2 mEq/kgBB perlahan-lahan. Natrium bikarbonat diberikan hanya setelah terjadi
ventilasi yang efektif karena dapat meningkatkan CO2 darah sehingga
timbul asidosis respiratorik.
Asfiksia berat dapat mencetuskan syok
kardiogenik. Pada keadaan ini berikan dopamin atau dobutamin per infus 5-20
μg/kgBB/menit setelah sebelumnya diberikan volume expander. Adrenalin
0,1 μg/kgBB/menit dapat diberikan pada bayi yang tidak responsif terhadap
dopamin atau dobutamin.
Bila terdapat riwayat pemberian analgesik
narkotik pada ibu saat hamil, berikan Narcan (nalokson) 0,1 mg/kgBB
subkutan/intramuskular/intravena/melalui pipa endotrakeal.
Komplikasi
Edema otak, perdarahan otak, anuria atau
oliguria, hiperbilirubinemia, enterokolitis nekrotikans, kejang, koma. Tindakan
bag and mask berlebihan dapat menyebabkan pneumotoraks.
Prognosis
1. Asfiksia ringan: tergantung pada kecepatan
penatalaksanaan
2. Asfiksia berat: dapat menimbulkan kematian
pada hari-hari pertama atau kelainan saraf. Asfiksia dengan pH 6,9 dapat
menyebabkan kejang sampai koma dan kelainan neurologis permanen, misalnya
serebral palsi atau retardasi mental.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !