Cairan amnion yang mengandung mekoneum
terinhalasi oleh bayi. Mekonium dapat keluar (intrauterin) bila terjadi
stres/kegawatan intrauterin.
Patofisiologi
Asfiksia dan berbagai bentuk stres
intrauterin dapat meningkatkan peristaltik usus janin disertai relaksasi
sfinkter ani eksterna sehingga terjadi pengeluaran mekoneum ke cairan amnion.
Saat bayi dengan asfiksia menarik napas (gasping) baik in utero atau
selama persalinan, terjadi aspirasi cairan amnion yang bercampur mekoneum ke
dalam saluran napas. Mekoneum yang tebal menyebabkan obstruksi jalan napas,
sehingga terjadi gawat napas.
Faktor Risiko
Kehamilan postterm, pre-eklampsia, eklampsia,
hipertensi pada ibu, DM pada ibu, bayi kecil masa kehamilan, ibu yang perokok
berat/penderita penyakit paru kronik/penyakit
kardiovaskular
Manifestasi Klinis
Umumnya bayi postterm, kecil masa kehamilan
dengan kuku panjang dan kulit terwarnai oleh mekoneum menjadi kuning/kehijauan.
Cairan amnion berwama kehijauan, dapat jernih maupun
kental.
Tanda sindrom gangguan pernapasan mulai
tampak dalam 24 jam pertama setelah lahir. Kadang-kadang terdengar ronki pada
kedua paru. Mungkin terlihat emfisema atau atelektasis.
Pemeriksaan
Penunjang
Foto dada menunjukkan hiperinflasi paru dan
pendataran diafragma akibat obstruksi. Terdapat gambaran infiltrat kasar dan
iregular pada paru.
Penatalaksanaan
1. Perawatan umum:
- Atur secara adekuat suhu dan kelembaban
lingkungan.
- Bersihkan jalan napas. Bila perlu, lakukan
intubasi.
2. Berikan oksigen sampai sianosis menghilang
dan atur keseimbangan asam basa.
3. Berikan antibiotik, yaitu kombinasi
penisilin/ampisilin dan gentamisin.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !