Hemofilia A
Merupakan hemofilia klasik dan terjadi karena
defisiensi faktor VIII. Sekitar 80% kasus hemofilia adalah hemofilia
A.
Manifestasi Klinis
Karena faktor VIII tidak melewati plasenta,
kecenderungan perdarahan dapat terjadi dalam periode neonatal. Kelainan
diketahui bila pasien mengalami perdarahan setelah mendapai suntikan atau
setelah tindakan sirkumsisi. Setelah pasien
memasuki usia kanak-kanak aktif sering terjadi memar atau hematoma yang hebat
sekalipun trauma yang mendahuluinya ringan. Laserasi kecil, seperti luka di
lidah atau bibir, dapat berdarah sampai berjam-jam atau berhari-hari. Gejala
khasnya adalah hemartrosis (perdarahan sendi) yang nyeri dan menimbulkan
keterbatasan gerak, dapat timbul spontan maupun akibat trauma ringan.
Pemeriksaan Penunjang
Masa pembekuan (MP) dan masa tromboplastin
parsial (PTT) memanjang. Jumlah trombosit masa perdarahan, dan masa protrombin
normal.
Penatalaksanaan
Pada tata laksana umum perlu dihindari
trauma. Pada masa bayi, lapisi tempat tidur dan bermain dengan busa. Awasi anak
dengan ketat saat belajar berjalan. Saat anak semakin besar, perkenalkan dengan
aktivitas fisik yang tidak berisiko trauma. Hindari obat yang mempengaruhi
fungsi platelet dan dapat mencetuskan perdarahan seperti aspirin,
dll.
Terapi pengganti dilakukan dengan memberikan
kriopresipitat atau konsentrat faktor VIII.
Hemofilia B
Terjadi karena defisiensi faktor IX. Faktor
IX diproduksi hati dan merupakan salah sari faktor pembekuan dependen vitamin K.
Hemofilia B merupakan 12-15% kasus hemofilia.
Manifestasi Klinis
Sama dengan hemofilia A.
Pemeriksaan Penunjang
Sama dengan hemofilia A. Kadar
faktor IX diperiksa untuk membedakan dengan hemofilia A
Penatalaksanaan
Tata laksana umum sama dengan hemofilia
A.
Terapi pengganti dilakukan dengan memberikan
fresh frozen plasma (FFP) atau konsentrat faktor
IX.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !