Kekurangan surfaktan pada paru bayi.
Faktor risiko
Faktor resiko utama adalah prematuritas.
Faktor risiko menurun pada stres intrauterin kronik (misalnya ketuban pecah
dini, hipertensi pada ibu, ibu pengguna narkotik, IUGR, pemberian
kortikosteroid, hormon tiroid, dan zat tokolitik).
Manifestasi Klinis
Bayi umumnya preterm atau memiliki riwayat
asfiksia perinatal. Bayi tampak mengalami gawat napas beberapa jam setelah lahir
dan memburuk secara progresif. Biasanya terdapat takipnu, suara napas merintih,
retraksi interkostal dan subkostal, dan napas cuping hidung. Suara napas normal
atau berkurang. Mungkin terdengar ronki basah halus pada basal posterior
paru.
Pemeriksaan
Penunjang
Pada gambaran foto toraks terdapat gambaran
retikulogranular pada parenkim dan bronkogram udara. Pada kondisi berat hanya
tampak gambaran white lung.
Penilaian pematangan paru sederhana dapat
dilakukan dengan shake test. Sebaiknya dilakukan pada bayi yang berusia
kurang dari 1 jam diambil dari cairan amnion yang tertelan di lambung. Cairan
amnion 0,5 cc ditambah garam faal 0,5 cc, kemudian ditambah 1 cc alkohol 95%
dicampur dalam tabung, kemudian dikocok 15 detik, setelah itu didiamkan 15 menit
dengan tabung tetap berdiri. Interpretasi hasil:
- Tidak ada gelembung atau gelembung sebanyak ½ permukaan artinya paru-paru belum matang, risiko RDS 60 %
- Gelembung 1/3-2/3 permukaan, risiko RDS 20-50 %
- Gelembung > 2/3 permukaan artinya paru-paru telah matang, risiko RDS sangat kecil.
Diagnosis Banding
Pneumonia kongenital
Pencegahan
Pencegahan kelahiran prematur serta
penatalaksanaan kehamilan dan persalinan risiko tinggi yang memadai. Pemberian
kortikosteroid pada wanita hamil 48-72 jam sebelum persalinan dengan janin masa
gestasi ≤ 34 minggu menurunkan insidens dan mortalitas akibat PMH. Dapat
digunakan betametason atau deksametason intramuskular 1-2
dosis.
Komplikasi
Emfisema interstisial paru, perdarahan paru,
duktus arteriosus persisten, displasia bronkopulmonal,
infeksi nosokomial, dan enterokolitis nekrotikans.
Penatalaksanaan
- Pastikan jalan napas bebas.
- Cegah hipoksia dan asidosis dengan oksigenisasi yang baik.
- Jaga keseimbangan cairan, asam basa, dan elektrolit.
- Cegah hipotermia.
- Cegah hipoglikemia.
- Berikan antibiotik yaitu penisilin (50.000-100.000 u/kg BB/hari) atau ampisilin (100 mg/kg BB/hari) dikombinasi dengan gentamisin (3-5 mg/kg BB/hari).
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !