Sakit perut berulang atau akut bersumber pada
visera abdomen, organ lain di luar abdomen, lesi pada spinal cord,
gangguan metabolik, atau psikosomatik.
Etiologi
Penyebab sakit perut di Indonesia (Halimun
dkk, 1983)
Patogenesis
Mekanisme timbulnya sakit perut yang organik,
ialah :
1. Gangguan vaskular: emboli/trombus, ruptur,
oklusi akibat torsi atau penekanan.
2. Peradangan.
3. Gangguan pasase/obstruksi organ yang berbentuk
pembuluh, baik yang terdapat di dalam rongga peritoneal ataupun di
retroperitoneal.
4. Penarikan, peregangan, dan pembentangan
peritoneum viseralis.
Manifestasi Klinis
Pada bayi dan anak tergantung umur (Halimun,
1980) :
o 0 - 3 bulan : umumnya dengan muntah.
o 3 bulan - 2 tahun : muntah,
tiba-tiba menjerit, menangis tanpa ada trauma.
o 2 - 5 tahun
: sudah dapat menyatakan sakit perut, tetapi lokalisasi belum
tepat
o di atas 5 tahun : dapat menerangkan sifat dan tempat yang
dirasakan sakit.
Gejala sakit perut dibedakan dari waktu
timbul, frekuensi, lokalisasi, penjalaran, lama, sifat, dan faktor yang
menambah/mengurangi rasa sakit, serta gejala yang
mengiringi.
Bila penyebab adalah kelainan organik, asal
rasa sakit diketahui dengan memperhatikan:
1. Pembagian embrional traktus gastrointestinal
berdasarkan vaskularisasi dan persarafannya menjadi fore gut, mid gut,
dan hind gut yang mencerminkan letak sakit perut di bagian atas,
tengah, dan bawah (Chamberlain & Reece, 1978).
2. Sakit yang berasal dari spasme otot polos
biasanya berupa kolik yang sukar ditentukan lokasinya dengan tepat dan tidak
dipengaruhi oleh batuk atau penekanan abdomen.
3. Sakit yang berasal dari iritasi peritoneal
akan terasa di tempat iritasi, menetap, dan menghambat bila batuk atau ditekan
perutnya.
4. Reffered
pain dapat disebabkan
oleh kelainan organ dalam rongga toraks karena baik organ di rongga toraks
maupun di rongga abdomen sama-sama dipersarafi oleh n. vagus. Ditandai dengan
gerakan pernafasan yang lemah sesisi.
Sakit Perut
Berulang
Merupakan serangan sakit perut berulang
sekurang-kurangnya 3 kali dalam jangka waktu 3 bulan sehingga aktivitasnya
terganggu (Apley, 1975). Dipikirkan berhubungan erat dengan emosi.
Diagnosis
Pemeriksaan yang terbaik adalah pada waktu
serangan.
1. Anamnesis yang baik dan teliti mengenai: rasa
sakit, pola defekasi, muntah, pola kencing, siklus
haid, penyakit sebelumnya, gangguan psikis. Tanda kedaruratan perut; sakit
mendadak, kolik, tempat tertentu, jauh dari umbilikus, sakit bertambah bila
bergerak, muntah hijau atau
fekal.
2. Pemeriksaan fisik harus lengkap dengan titik
berat pada abdomen. Bentuk perut diamati adanya asimetri, kembung, skapoid, atau
gambaran usus; adanya ketegangan dinding perut sebelum/sesudah rangsang, massa
tumor. Bagaimana bising usus seluruh perut. Perlu dicari tanda akut abdomen
seperti dinding abdomen kaku, defence musculaire, nyeri tekan, nyeri
lepas. Pada pemeriksaan di luar abdomen dicari kemungkinan hernia strangulata, pneumonia/infeksi traktus respiratorius atas atau bawah.
Pemeriksaan colok dubur dilakukan untuk memeriksa perdarahan serta penonjolan
atau nyeri cavum Douglasi.
3. Pemeriksaan laboratorium dan penunjang
- Pemeriksaan rutin: urin, darah,
tinja
- Lanjutkan dengan pemeriksaan khusus: biakan
urin, ureum/kreatinin atau IVP, bila terdapat kelainan
- Perlu dicari sindrom malabsorbsi dan biakan
tinja, bila terdapat diare
- Foto polos abdomen posisi tegak maupun
terlentang, terutama bila ada dugaan obstruksi intestinal
- Foto toraks, pada keadaan sakit
berat
- Pada keadaan tertentu perlu pemeriksaan
barium meal, barium enema, endoskopi, USG, EMG, EKG, EEG, scanning, dan
konsultasi psikologis psikiatri
Penatalaksanaan
1. Tentukan apakah memerlukan tindakan
bedah/tidak. Pada kedaruratan perut diperlukan tindakan bedah dan anak harus
dirawat.
2. Bila tidak ditemukan kedaruratan perut, cari
dan atasi penyebab sakit perut. Bila anak sangat kesakitan, berikan sedatif atau
analgetik.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !