Sinusitis adalah radang sinus paranasal. Bila
terjadi pada beberapa sinus, disebut multisinusitis, sedangkan bila mengenai
seluruhnya disebut pansinusitis. Yang paling sering terkena adalah sinus maksila
kemudian etmoid, frontal, dan sfenoid. Hal ini disebabkan sinus maksila adalah
sinus yang terbesar, letak ostiumnya lebih tinggi dari dasar, dasarnya adalah
dasar akar gigi sehingga dapat berasal dari infeksi gigi, dan ostiumnya terletak
di meatus medius, di sekitar hiatus semilunaris yang sempit sehingga sering
tersumbat.
Menurut Adams, berdasarkan perjalanan
penyakitnya terbagi atas:
o Sinusitis akut, bila infeksi beberapa hari
sampai beberapa minggu,
o Sinusitis subakut,
bila infeksi beberapa minggu sampai beberapa bulan ,
o Sinusitis kronik,
bila infeksi beberapa bulan sampai beberapa tahun (menurut Cauwenberge, bila
sudah lebih dari 3 bulan).
Berdasarkan gejalanya disebut akut bila
terdapat tanda-tanda radang akut, subakut bila tanda akut sudah reda dan
perubahan histologik mukosa sinus masih reversibel, dan kronik bila perubahan
tersebut sudah ireversibel, misalnya menjadi jaringan granulasi atau
polipoid.
Etiologi
Penyebabnya dapat virus, bakteri, atau jamur.
Menurut Gluckman, kuman penyebab sinusitis akut tersering adalah
Streptococcus pneumoniae dan
Haemophilus influenzae yang ditemukan pada 70%
kasus.
Dapat disebabkan rinitis akut; infeksi
faring, seperti faringitis, adenoiditis, tonsilitis
akut; infeksi gigi molar Ml, M2, M3 atas, serta premolar Pl, P2; berenang
dan menyelam; trauma; dan barotrauma.
Faktor predisposisi obstruksi mekanik,
seperti deviasi septum, benda asing di hidung, tumor,
atau polip. Juga rinitis alergi, rinitis kronik, polusi lingkungan, udara dingin
dan kering.
Manifestasi Klinis
Dari anamnesis biasanya didahuiui oleh
infeksi saluran pernapasan atas (terutama pada anak kecil), berupa pilek dan
batuk yang lama, lebih dari 7 hari.
Gejala subyektif terbagi atas gejala sistemik, yaitu demam
dan rasa lesu, serta gejala lokal, yaitu hidung tersumbat, ingus kental yang
kadang berbau dan mengalir ke nasofaring (post nasal drip), halitosis,
sakit kepala yang lebih berat pada pagi hari, nyeri di daerah sinus yang
terkena, serta kadang nyeri alih ke tempat lain. Pada sinusitis maksila, nyeri
terasa di bawah kelopak mata dan kadang menyebar ke alveolus, hingga terasa di
gigi. Nyeri alih dirasakan di dahi dan depan telinga. Pada sinusitis etmoid,
nyeri di pangkal hidung dan kantus medius, kadang-kadang nyeri di bola mata atau
belakangnya, terutama bila mata digerakkan. Nyeri alih di pelipis. Pada
sinusitis frontal, nyeri terlokalisasi di dahi atau di seluruh kepala. Pada
sinusitis sfenoid, rasa nyeri di verteks, oksipital, retro orbital, dan di
sfenoid.
Gejala obyektif, tampak pembengkakan di
daerah muka. Pada sinusitis maksila terlihat di pipi dan kelopak mata bawah,
pada sinusitis frontal terlihat di dahi dan kelopak mata atas, pada sinusitis
etmoid jarang bengkak, kecuali bila ada komplikasi.
Pada rinoskopi anterior tampak mukosa konka
hiperemis dan edema. Pada sinusitis maksila, frontal, dan etmoid anterior tampak
mukopus di meatus medius. Pada sinusitis etmoid posterior dan pada sfenoid,
tampak nanah keluar dari meatus superior.
Pada rinoskopi posterior tampak mukopus di
nasofaring (post nasal drip).
Pada anak dengan demam tinggi (>39°C), ingus purulen,
dan sebelumnya menderita infeksi saluran napas atas, patut dicurigai adanya
sinusitis akut, terutama jika tampak edema periorbital yang ringan. Khusus pada
anak-anak, gejala batuk lebih hebat di siang hari tetapi terasa sangat
mengganggu pada malam hari, kadang disertai serangan mengi.
Keluhan sinusitis akut pada anak kurang
spesifik dibandingkan dewasa. Anak sering tidak mengeluh sakit kepala dan nyeri
muka. Biasanya yang terlibat hanya sinus maksila dan
etmoid.
Pemeriksaan Penunjang
Transiluminasi adalah pemeriksaan termudah,
meskipun kebenarannya diragukan. Terutama berguna untuk evaluasi penyembuhan,
dan pada wanita hamil, untuk menghindari bahaya radiasi. Bermakna bila hanya
salah satu sisi sinus sakit, sehingga tampak lebih suram dibandingkan sisi yang
normal. Penilaian dilakukan dengan memberikan tanda positif + untuk normal
sampai +++ untuk suram. Dilakukan untuk sinus maksila dan sinus frontal. Untuk
sinus maksila, lampu dimasukkan ke dalam mulut dan bibir dikatupkan, pada sinus
normal tampak gambaran bulan sabit yang terang di bawah mata. Untuk sinus
frontal, lampu diletakkan di sudut medial atas orbita dan terlihat gambaran
cahaya di dahi.
Pemeriksaan foto rontgen yang dibuat, yaitu
posisi Waters, posteroanterior (PA), dan lateral. Dengan posisi ini maka pada
sinusitis akan tampak perselubungan atau penebalan mukosa dan gambaran air
fluid level.
Dapat dilakukan pemeriksaan kultur kuman dan
uji resistensi dari sekret rongga hidung.
Diagnosis Banding
Rinitis atrofi,
karsinoma hidung, dan benda asing di rongga hidung
Penatalaksanaan
Diberikan terapi medikamentosa berupa
antibiotik selama 10-14 hari, namun dapat diperpanjang sampai semua gejala
hilang. Pemilihannya hampir selalu empirik karena kultur nasal tidak dapat
diandalkan dan aspirasi sinus maksila merupakan kontra indikasi. Jenis
amoksisilin, ampisilin, eritromisin, sefaklor monohidrat, asetit sefuroksim,
trimetoprim-sulfametoksazol, amoksisilin-asam klavulanat, dan klaritromisin
telah terbukti secara klinis. Jika dalam 48-72 jam tidak ada perbaikan klinis,
diganti dengan antibiotik untuk kuman yang menghasilkan beta laktamase, yaitu
amoksisilin atau ampisilin dikombinasi dengan asam
klavulanat.
Diberikan pula dekongestan untuk memperlancar drainase
sinus. Dapat diberikan sistemik maupun topikal. Khusus yang topikal harus
dibatasi selama 5 hari untuk menghindari terjadinya rinitis medikamentosa.
Dekongestan sistemik yang sering digunakan hanya dua jenis, yaitu pseudoefedrin
dan fenilpropanolamin. Efek sampingnya adalah stimulasi susunan saraf pusat dan
kardiovaskular, serta peningkatan tekanan darah pada pasien dengan hipertensi yang labil. Sebaiknya jangan diberikan
sebagai dosis malam hari dan kurangi dosis beberapa jam sebelum tidur.
Pemberian antihistamin pada sinusitis akut
purulen tidak dianjurkan, karena merupakan penyakit infeksi dan dapat
menyebabkan sekret menjadi kental dan menghambat drainase
sinus.
Bila perlu, diberikan analgesik untuk
menghilangkan nyeri; mukolitik untuk mengencerkan sekret, meningkatkan kerja
silia, dan merangsang pemecahan fibrin.
Pemberian steroid intranasal, antara lain
beklometason, flunisolid, dan triamsinolon, kadang diperlukan untuk mengurangi
edema di daerah kompleks osteomeatal, terutama bila dicetuskan oleh alergi.
Hanya efektif bila mencapai daerah drainase sinus dan memerlukan waktu pemakaian
1-2 minggu sebelum ada efek klinis. Kadang diperlukan steroid sistemik untuk
meningkatkan respon klinis pada terapi, namun harus dipertimbangkan dengan
hati-hati.
Dapat dilakukan irigasi nasal dengan NaCl
untuk membantu pemindahan sekret kental dari sinus ke rongga hidung. Jarang
dikerjakan pada anak kecuali jika terapi antibiotik tidak berhasil atau terancam
komplikasi sinusitis.
Pada sinusitis akut, mukosa sinus masih
reversibel, sehingga dapat diharapkan sembuh. Tindakan yang diambil ialah
tindakan konservatif, kecuali jika ada komplikasi ke orbita atau intrakranial,
atau nyeri yang hebat akibat tertahannya sekret oleh sumbatan, sehingga perlu
dirujuk untuk dilakukan tindakan bedah.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !