Muntah adalah pengeluaran isi lambung secara
eksplusif melalui mulut dengan bantuan kontraksi otot-otot perut. Perlu
dibedakan dengan regurgitasi, ruminasi, ataupun refluks esofagus. Regurgitasi
adalah makanan yang dikeluarkan kembali ke mulut akibat gerakan antiperistaltik
esofagus. Ruminasi yaitu pengeluaran makanan secara sadar untuk dikunyah
kemudian ditelan kembali. Sedangkan refluks esofagus merupakan kembalinya isi
lambung ke dalam esofagus dengan cara pasif yang dapat disebabkan oleh hipotoni
sfingter esofagus bagian bawah, posisi abnormal sambungan esofagus dengan
kardia, atau pengosongan isi lambung yang lambat.
Etiologi
Dalam usaha mencari etiologi, muntah pada
anak harus dibedakan berdasarkan umur dan letak kelainan (saluran cerna, luar
saluran cerna, atau bukan organik). Bila diduga berasal dari saluran cerna harus
dibedakan pula apakah bersifat obstruksi atau non obstruksi. Hal ini sangat
membantu dalam menegakkan diagnosis dan merencanakan tata lakasana lebih lanjut.
Patofisiologi
Muntah merupakan respons refleks simpatis
terhadap berbagai rangsangan yang melibatkan aktivitas otot perut dan
pernafasan. Pada saat muntah terjadi respons yang
berlawanan
Proses muntah dibagi menjadi 3 fase berbeda,
ysitu: nausea, retching, dan emesis
(ekspulsif).
1. Nausea merupakan sensasi psikis yang dapat
ditimbulkan akibat rangsangan pada organ dalam, labirin, atau emosi dan tidak
selalu diikuti oleh retching atau muntah.
2. Retching merupakan fase di mana terjadi gerak nafas
spasmodik dengan glotis tertutup, bersamaan dengan adanya usaha inspirasi dari
otot dada dan diafragma sehingga menimbulkan tekanan intratoraks yang
negatif.
3. Emesis (ekspulsi) terjadi bila fase retching
mencapai puncaknya yang ditandai dengan kontraksi kuat otot perut, diikuti
dengan bertambah turunnya diafragma, disertai dengan penekanan mekanisme
antirefluks. Pada fase ini, pilorus dan antrum berkontraksi, fundus dan esofagus
relaksasi, dan mulut terbuka.
Manifestasi Klinis
Perlu dibedakan antata muntah medis dengan
muntah yang memerlukan pertolongan bedah segera. Tanda akut abdomen seperti
nyeri perut yang mendahului muntah dan/atau berlangsung selama lebih dari 3 jam,
muntah bercampur empedu, dan distensi abdomen merupakan petunjuk perlunya
pertolongan bedah segera. Muntah dapat merupakan manifestasi awal dari berbagai
penyakit. Oleh karena itu pendekatan untuk identifikasi masalah sangat penting,
yang meliputi :
1. Usia dan jenis kelamin
2. Tentukan terlebih dahulu apa yang dihadapi:
muntah/yang lain
3. Bagaimana keadaan gizi
anak
4. Adakah faktor
predisposisi
5. Apakah ada peyakit yang menyerang anak secara
interkuren.
6. Bagaimana bentuk (isi) muntahan, apakah
seperti susu/makanan asal (tanda isi dari esofaaus), atau telah merupakan susu
yang telah menggumpat (isi lambung) atau mengandung empedu (isi duodenum), atau
adakah darah.
7. Apakah saat muntah berhubungan dengan saat
makan / minum.
8. Apakah perubahan posisi tubuh mempengaruhi
muntah
9. Informasi diet: kualitas, kuantitas, dan
frekuensi makan (terutama untuk anak kecil).
10. Bagaimana teknik pemberian
minum.
11. Bagaimana kondisi psikososial di
rumah.
Pemeriksaan fisik dilakukan sebagaimana
lazimnya.
Pemeriksaan
Penunjang
Sesuai keperluan, seperti analisis urin dan
darah, foto polos abdomen maupun dengan kontras, USG, pielografi intra vena atau
sistogram, endoskopi dengan biopsi, atau
monitoring pH esofagus. Pemeriksaan psikiatri bila dijumpai kelainan tingkah
laku.
Komplikasi
Kehilangan cairan dan elektrolit, aspirasi isi
lambung, malnutrisi dan gagal tumbuh, sindrom Mallory-Weiss (robekan pada epitel
gastroesophageal junction akibat muntah yang berulang), sindrom Boerhave
(ruptur esofagus), dan esofagitis peptikum.
Penatalaksanaan
1. Mencari dan mengatasi
penyebab.
2. Terapi suportif, seperti menghentikan makanan
per oral dibantu dengan pemberian makanan/cairan sesuai kebutuhan baik secara
oral seperti pemberian teh manis, oralit untuk sementara waktu ataupun pemberian
secara parenteral.
3. Anti muntah: antihistamin (prometazin 0,5
mg/kgbb/hari), antikolinergik, fenotiazin (proklorperazin 0,25 mg/kg/hari),
metoklopramid 0,5 mg/kg/hari, dan cisapride 0,2 mgl
kg/hari.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !