Disentri didefinisikan sebagai diare yang disertai darah dalam
tinja.
Etiologi
Yang terpenting dan tersering adalah Shigella,
khususnya S. flexneri dan S. dysenteriae tipe 1. Penyebab lain
seperti Campylobacter jejuni terutama pada bayi dan lebih jarang adalah
Salmonella (disentri yang disebabkannya tidak berat). Infeksi yang berat adalah
oleh Escherecia coli enteroinvasif, namun jarang terjadi. Entamoeba
histolytica menyebabkan disentri pada anak yang lebih besar, tetapi jarang
pada balita.
Manifestasi Klinis
Diagnosis semata-mata pada terlihatnya darah
di dalam tinja. Tinja mungkin juga mengandung leukosit polimorfonuklear yang
terlihat dengan mikroskop dan mungkin mengandung lendir dalam jumlah banyak.
Gambaran yang terakhir ini saja tidak cukup untuk mendiagnosis disentri. Pada
beberapa episode sigelosis, pertama-tama tinja cair kemudian menjadi berdarah
setelah satu atau dua hari.
Penatalaksanaan
1. Rawat inap pada disentri dengan faktor risiko
menjadi berat (gangguan gizi berat, umur kurang dari 1 tahun, menderita campak
pada 6 bulan terakhir)
2. Cairan diberikan sesuai derajat
dehidrasi.
3. Gunakan antibiotik yang masih sensitif tehadap
S. cholerae di tiap daerah.
4. Pemberian makanan mungkin sulit karena anak
anoreksia, tapi harus diteruskan. Sebagai petunjuk umum, gunakan rencana
pengobatan A.
5. Bila anak tidak mengalami perbaikan dalam 3
hari, ganti antimikroba lain.
Prognosis
Biasanya setelah
pengobatan selama 5 hari tidak diperlukan tindak lanjut. Namun beberapa anak
mempunyai risiko yang lebih tinggi dan harus diawasi yaitu: bayi, anak kurang
gizi, anak yang tidak mendapat ASI, dan yang mengalami
dehidrasi
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !