Tuberkulosis (TB) adalah penyakit akibat
infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis sistemis sehingga dapat mengenai
hampir semua organ tubuh, dengan lokasi terbanyak di paru yang biasanya
merupakan lokasi infeksi primer.
Patogenesis
Gambar patogenesis
tuberkulosis
Tanda dan Gejala
Gejala umum/nonspesifik tuberkulosis anak
adalah:
o
Berat badan turun
tanpa sebab yang jelas atau tidak naik dalam 1 bulan dengan penanganan
gizi.
o
Anoreksia dengan
gagal tumbuh dan berat badan tidak naik secara adekuat (failure to
thrive).
o
Demam lama dan
berulang tanpa sebab yang jelas (bukan tifus, malaria, atau infeksi saluran
napas akut), dapat disertai keringat malam.
o
Pembesaran kelenjar
limfe superfisialis yang tidak sakit dan biasanya
multipel.
o
Batuk lama lebih
dari 30 hari.
o
Diare persisten
yang tidak sembuh dengan pengobatan diare.
Gejala spesifik sesuai organ yang terkena: TB
kulit/skrofuloderma; TB tulang dan sendi (gibbus, pincang); TB otak dan
saraf/meningitis dengan gejala iritabel, kuduk kaku, muntah, dan kesadaran menurun; TB mata (konjungtivitis
fliktenularis, tuberkel koroid), dll.
Pemeriksaan Penunjang
Pembacaan hasil uji tuberkulin dilakukan
setelah 48-72 jam, dengan hasil positif bila terdapat indurasi diameter lebih
dari 10 mm, meragukan bila 5-9 mm. Uji tuberkulin bisa diulang setelah 1-2
minggu. Pada anak yang telah mendapat BCG, diameter indurasi 15 mm ke atas baru
dinyatakan positif, sedangkan pada anak kontak erat dengan penderita TB aktif,
diameter indurasi ≥ 5 mm harus dinilai positif. Alergi disebabkan oleh keadaan
infeksi berat, pemberian imunosupresan, penyakit keganasan (leukemia), dapat
pula oleh gizi buruk, morbili, varisela, dan penyakit infeksi
lain.
Gambaran radiologis yang dicurigai TB adalah
pembesaran kelenjar hilus, paratrakeal dan mediastinum, atelektasis,
konsolidasi, efusi pleura, kavitas, dan gambaran milier. Bakteriologis, bahan
biakan kuman TB diambil dari bilasan lambung, namun memerlukan waktu cukup lama.
Saat ini tengah dikembangkan metode baru untuk biakan kuman yaitu
Bactec.
Serodiagnosis, beberapa di antaranya dengan
dengan cara ELISA (enzyme linked immunoabsorbent assay) untuk mendeteksi
antibodi atau uji peroxidase-anti
peroxidase (PAP) untuk menentukan IgG spesifik.
Teknik biomolekular, merupakan pemeriksaan
sensitif dengan mendeteksi DNA spesifik yang dilakukan dengan metode PCR
(polymerase chain reaction).
Uji serodiagnosis maupun biomolekular belum
dapat membedakan TB aktif atau tidak.
Penatalaksanaan
Regimen dasar pengobatan TB adalah kombinasi
INH dan RIF selama 6 bulan dengan PZA pada 2 bulan pertama. Pada TB berat dan
ekstrapulmonal biasanya pengobatan dimulai dengan kombinasi 4-5 obat selama 2
bulan (ditambah EMB dan streptomisin), dilanjutkan dengan INH dan RIF selama
4-10 bulan sesuai perkembangan klinis.
Pada meningitis TB, perikarditis, TB milier,
dan efusi pleura diberikan kortikosteroid, yaitu prednison 1-2 mg/kgBB/hari
selama 2 minggu, diturunkan perlahan (tapering off) sampai 2-6 minggu.
Kemoprofilaksis
Kemoprofilaksis primer diberikan pada anak
yang belum terinfeksi (uji tuberkulin negatif), tetapi kontak dengan penderita
TB aktif. Obat yang digunakan adalah INH 5-10 mg/kgBB/ hari selama 2-3
bulan.
Kemoprofilaksis sekunder diberikan pada anak
dengan uji tuberkulin positif, tanpa gejala klinis, dan foto paru normal, tetapi
memiliki faktor risiko menjadi TB aktif. Golongan ini adalah balita, anak yang
mendapat pengobatan kortikosteroid atau imunosupresan lain, penderita penyakit
keganasan, terinfeksi virus (HIV, morbili), gizi
buruk, masa akil balik, atau infeksi baru TB, konversi uji tuberkulin kurang
dari 12 bulan. Obat yang digunakan adalah INH 5-10 mg/kgBB/hari selama 6-12
bulan.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !