Etiologi
Virus golongan paramyxovirus
Manifestasi Klinis
Masa tunas 14-24 hari. Gejala prodromal 1-2
hari berupa demam, anoreksia, sakit kepala, nuntah, dan nyeri otot. Kemudian
timbul pembengkakan kelenjar parotis yang mula-mula unilateral dan kemudian
menjadi bilateral, disertai rasa nyeri spontan ataupun pada perabaan
berlebih-lebih saat pasien makan atau minum sesuatu yang asam. Dapat terjadi
trismus dan disfagia. Kadang-kadang kelenjar submandibularis dan sublingualis
dapat terkena.
Komplikasi
Meningoensefalitis,
epididimoorkitis, oovoritis, pankreatitis, artritis, nefritis, mastitis,
dakrioadenitis, tiroiditis, dan miokarditis.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium dapat menunjukkan
jumlah leukosit nomal atau leukopenia dengan limfositosis relatif. Pemeriksaan
lain adalah complement fixing antibody, neutralization rest, isolasi
virus, uji intradermal, dan pengukuran kadar amilase dalam serum. Pemeriksaan
penunjang tidak dilakukan dalam praktek sehari-hari.
Diagnosis
Diagnosis mudah ditegakkan bila pada
pemeriksaan fisis jelas, bila gejala tidak jelas, diagnosis didasarkan
pada:
1. Terdapatnya virus dalam saliva, urin, cairan
serebrospinal, atau darah.
2. Serum neutralization
test.
3. Kenaikan titer yang bermakna dari
complement fixing antibody selama masa penyembuhan.
4. Didapatkan antibodi dalam serum terhadap
antigen S selama gejala parotitis epidemika ada.
Penatalaksanaan
Istirahat di tempat
tidur selama masih demam dan pembengkakan kelenjar parotis masih ada. Simtomatik
diberikan kompres demam atau dingin serta dapat diberikan analgetik. Diet
makanan cair atau lunak tergantung dari kemampuan menelan. Kortikosteroid
diberikan selama 2-4 hari dan globulin gama dipikirkan apabila terdapat orkitis
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !