Uveitis anterior adalah peradangan jaringan
uvea anterior, terdiri dari iritis atau iridosiklitis. Terjadi mendadak,
biasanya berjalan 6-8 minggu.
Etiologi
Penyebab eksogen seperti trauma uvea atau
invasi mikroorganisme atau agen lain dari luar. Secara endogen, dapat disebabkan
idiopatik, autoimun, keganasan, mikroorganisme atau agen lain dari dalam tubuh
pasien, misalnya pada infeksi tuberkulosis, Herpes simpleks, dan
sebagainya.
Patofisiologi
Reaksi imunologi terhadap jaringan uvea
anterior.
Manifestasi Klinis
Fotofobia, sakit, mata merah, penurunan penglihatan, sukar
melihat dekat, dan lakrimasi pada keadaan akut. Bila kronik, mata menjadi putih
dan gejala-gejala minimal walau terjadi inflamasi berat.
Pada pemeriksaan ditemukan injeksi siliar,
miosis pupil, flare pada bilik mata depan, bila sangat akut dapat
terjadi hifema atau hipopion, nodul iris seperti benjolan Koeppe atau benjolan
Busacca, tekanan bola mata dapat turun akibat hipofungsi badan siliar atau
meningkat karena pelebaran pembuluh siliar dan perilimbus.
Komplikasi
Sinekia posterior dan sinekia anterior
perifer dapat mengakibatkan glaukoma sekunder. Dapat pula terjadi uveitis
simpatis. Pemakaian steroid jangka panjang harus diperhatikan.
Penatalaksanaan
Terapi harus segera dilakukan untuk mencegah
kebutaan. Diberikan steroid tetes mata pada siang hari dan salep pada malam
hari. Dapat dipakai deksametason, betametason, atau prednisolon 1 tetes setiap 5
menit kemudian diturunkan hingga perhari. Bila perlu, juga steroid sistemik
dalam dosis tinggi tunggal selang sehari kemudian diturunkan sampai dosis
efektif, dapat dipakai prednisolon 5 mg. Dapat pula diberikan subkonjungtiva dan
peribulbar. Untuk mengurangi rasa sakit, melepas sinekia, dan mengistirahatkan
iris yang meradang, diberikan sikloplegik. Setelah infeksi fokal, penyakit yang
mendasari, atau kuman penyebab diketahui, diberikan pengobatan spesifik
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !