Tetralogi Fallot (TF) adalah PJB sianotik yang
paling sering ditemukan dan merupakan 58% dari seluruh
PJB.
Hemodinamik
Tetralogi Fallot terjadi bila terdapat
kegagalan perkembangan infundibulum. Sindrom ini terdiri dari 4 kelainan, yaitu:
(1) defek septum ventrikel; (2) stenosis pulmonal;
(3) overriding aorta; dan (4) hipertrofi ventrikel
kanan.
Obstruksi jalan keluar
ventrikel kanan disertai dengan defek septum ventrikel
besar menyebabkan terjadinya pirau dari ventrikel kanan ke kiri/aorta sehingga
pasien mengalami kekurangan darah ke paru dan kelebihan darah ke tubuh. Beratnya
sianosis ditentukan oleh derajat stenosis
pulmonal.
Manifestasi Klinis
Pada sebagian pasien sianosis baru tampak
setelah bayi berusia beberapa minggu bahkan beberapa bulan
pascalahir.
Pada bayi, terutama usia 2-6 bulan dapat
terjadi serangan sianotik (sianotic spells) akibat terjadinya iskemia
serebral sementara. Pasien tampak biru, pucat, dengan pernapasan Kussmaul. Bila
tidak segera ditolong dapat terjadi penurunan kesadaran, kejang, bahkan
meninggal. Serangan sianotik biasanya terjadi pada TF yang
berat.
Pada anak besar terdapat gejala squatting
(jongkok) setelah pasien beraktivitas. Dalam posisi jongkok anak merasa
lebih nyaman karena alir balik dari tubuh bagian bawah berkurang dan menyebabkan
kenaikan saturasi oksigen arteri.
Bunyi jantung I normal, sedang bunyi jantung
II biasanya tunggal (yakni A2). Terdengar bising ejeksi sistolik di daerah
pulmonal, yang makin melemah dengan bertambahnya derajat obstruksi (berlawanan
dengan stenosis pulmonal murni). Bising ini adalah
bising stenosis pulmonal, bukan bising defek septum
ventrikel; darah dari ventrikel kanan yang melintas ke arah ventrikel kiri dan
aorta tidak mengalami turbulensi oleh karena tekanan sistolik antara ventrikel
kanan dan kiri hampir sama.
Pemeriksaan
Penunjang
Didapatkan kenaikan hemoglobin dan hematokrit
yang sesuai dengan derajat desaturasi dan stenosis. Pasien tetralogi Fallot dengan kadar hemoglobin dan hematokrit
normal atau rendah mungkin menderita defisiensi besi.
Umumnya jantung tidak membesar. Arkus aorta
terletak di sebelah kanan pada 25% kasus. Apeks jantung kecil dan terangkat,
konus pulmonalis cekung, dan vaskularisasi paru menurun. Gambaran ini disebut
bentuk sepatu.
Pada neonatus EKG tidak berbeda dengan anak
normal. Pada anak mungkin gelombang T positif di V1, disertai deviasi sumbu QRS
ke kanan dan hipertrofi ventrikel kanan. Gelombang P di hantaran II tinggi (P
pulmonal).
Penatalaksanaan
Pada serangan sianotik akut, lakukan
langkah-langkah sebagai berikut:
o Letakkan pasien dalam knee-chest
position.
o Berikan O2 masker 5-8
L/menit.
o Morfin sulfat 0,1-0,2 mg/kg subkutan atau
intramuskular.
o Berikan natrium bikarbonat 1 mEq/kgBB iv untuk
koreksi asidosis.
o Berikan transfusi darah bila kadar hemoglobin
kurang dari 15 g/dl, sekali pemberian 5 ml/kgBB.
o Berikan propranolol 0,1 mg/kgBB bolus
intravena. Jangan berikan digoksin saat pasien dalam serangan sianotik karena
akan memperburuk keadaan.
Bila tidak segera dilakukan operasi dapat
diberikan propranolol rumat 1 mg/kgBB/hari dalam 4 dosis. Bila pasien mengalami
serangan sianotik disertai anemia relatif, diperlukan preparat Fe untuk
meningkatkan kadar Hb.
Perhatikan kebersihan mulut dan gigi untuk
meniadakan sumber infeksi terjadinya endokarditis
infektif atau abses otak.
Cegah dehidrasi, khususnya pada infeksi
interkuren.
Terapi pembedahan dibagi menjadi bedah
paliatif dan korektif. Bedah paliatif yang biasa dilakukan adalah operasi B-T
(Blalock - Taussig) Shunt yang bertujuan meningkatkan sirkulasi pulmonal
dengan menghubungkan arteri subklavia dengan a. pulmonalis yang ipsilateral.
Umumnya bedah paliatif dilakukan pada bayi kecil atau dengan hipoplasia arteri
pulmonalis dan pasien yang sering mengalami serangan sianotik. Pada bedah
korektif dilakukan koreksi total yang dapat didahului atau tanpa bedah paliatif.
Bila arteri pulmonalis tidak terlalu kecil, umumnya koreksi total dilakukan pada
pasien tetralogi Fallot di bawah usia 2 tahun. Di
negara maju yang telah berpengalaman operasi sudah dilakukan sebelum umur 1
tahun.
Prognosis
Umumnya prognosis buruk tanpa operasi. Pasien
tetralogi derajat sedang dapat bertahan sampai umur 15 tahun dan hanya sebagian
kecil yang hidup sampai dekade ketiga.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !