Otitis media supuratif kronik (OMSK) adalah
infeksi kronik telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan keluarnya
sekret dari telinga tengah secara terus menerus atau hilang timbul. Sekret
mungkin encer atau kental, bening, atau nanah. Biasanya disertai gangguan pendengaran.
Etiologi
Sebagian besar OMSK merupakan kelanjutan OMA
yang prosesnya sudah berjalan lebih dari 2 bulan. Beberapa faktor penyebab
adalah terapi yang terlambat, terapi tidak adekuat, virulensi kuman tinggi, daya
tahan tubuh rendah, atau kebersihan buruk. Bila kurang dari 2 bulan disebut
subakut.
Sebagian kecil perforasi membran timpani
terjadi akibat trauma telinga tengah.
Kuman penyebab biasanya Gram positif aerob,
sedangkan pada infeksi yang telah herlangsung lama sering juga terdapat kuman
Gram negatif dan anaerob.
Patofisiologi
OMSK dibagi dalam 2 jenis, yaitu benigna atau
tipe mukosa, dan maligna atau tipe tulang. Bardasarkan sekret yang keluar dari
kavum timpani secara aktif juga dikenal
tipe aktif dan tipe tenang.
Pada OMSK benigna, peradangan terbatas pada
mukosa saja, tidak mengenai tulang. Perforasi terletak di sentral. Jarang
menimbulkan komplikasi berbahaya dan tidak terdapat
kolesteatom.
OMSK tipe maligna disertai dengan
kolesteatom. Perforasi terletak marginal, subtotal, atau diatik. Sering
menimbulkan komplikasi yang berbahaya atau fatal.
Manifestasi Klinis
Pasien mengeluh otore, vertigo, tinitus, rasa
penuh di telinga, atau gangguan pendengaran. Mengingat
bahaya komplikasi, OMSK maligna harus dideteksi sejak dini. Diagnosis pasti
ditegakkan pada penemuan di kamar operasi. Beberapa tanda klinis sebagai pedoman
adalah perforasi pada marginal atau atik, abses atau fistel retroaurikuler,
polip atau jaringan granulasi di liang telinga luar yang berasal dari telinga
tengah, kolesteatom pada telinga tengah, sekret berbentuk nanah dan berbau
khas.
Komplikasi
Paralisis nervus
fasialis, fistula labirin, labirintitis, labirintitis supuratif, petrositis,
tromboflebitis sinus lateral, abses ekstradural, abses subdural, meningitis,
abses otak, dan hidrosefalus otitis.
Pemeriksaan Penunjang
Terlihat bayangan kolesteatom pada foto
mastoid.
Penatalaksanaan
Terapinya sering lama dan harus
berulang-ulang karena :
1. Adanya perforasi membran timpani yang
permanen,
2. Terdapat sumber infeksi di faring,
nasofaring, hidung, dan sinus paranasal,
3. Telah terbentuk jaringan patologik yang
ireversibel dalam rongga mastoid,
4. Gizi dan kebersihan yang
kurang.
Prinsip terapi OMSK benigna adalah
konservatif atau medikamentosa. Bila sekret keluar terus, diberikan obat cuci
telinga, yaitu larutan H2O2 3% selama 3-5 hari. Setelah
sekret berkurang atau bila sudah tenang, dilanjutkan dengan obat tetes telinga
yang mengandung antibiotik dan kortikosteroid, tidak lebih dari 1-2 minggu
karena obat bersifat ototoksik. Antibiotik oral dari golongan ampisilin atau
eritromisin diberikan sebelum hasil tes resistensi diterima. Pasien dianjurkan
tidak berenang dan menghindari masuknya air ke dalarn
telinga.
Bila sekret telah kering namun perforasi
tetap ada setelah diobservasi selama 2 bulan, maka harus dirujuk untuk
miringoplasti atau timpanoplasti. Sumber infeksi harus diobati lebih dulu, kalau
perlu dengan pembedahan.
Prinsip terapi OMSK maligna adalah
pembedahan, yaitu mastoidektomi dengan atau tanpa timpanoplasti. Terapi
medikamentosa hanya bersifat sementara sebelum pembedahan. Operasi direncanakan
secepatnya untuk memperbesar kemungkinan keberhasilan dan memperkecil risiko
komplikasi. Bila terdapat abses subperiosteal retroaurikular, maka dilakukan insisi abses tersendiri sebelum
mastoidektomi.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !