Otitis Media Supuratif Kronik - FR 123 NT
Headlines News :
Home » » Otitis Media Supuratif Kronik

Otitis Media Supuratif Kronik

Written By Unknown on Senin, 30 Juli 2012 | 00.44

Otitis media supuratif kronik (OMSK) adalah infeksi kronik telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan keluarnya sekret dari telinga tengah secara terus menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin encer atau kental, bening, atau nanah. Biasanya disertai gangguan pendengaran.

Etiologi
Sebagian besar OMSK merupakan kelanjutan OMA yang prosesnya sudah berjalan lebih dari 2 bulan. Beberapa faktor penyebab adalah terapi yang terlambat, terapi tidak adekuat, virulensi kuman tinggi, daya tahan tubuh rendah, atau kebersihan buruk. Bila kurang dari 2 bulan disebut subakut.

Sebagian kecil perforasi membran timpani terjadi akibat trauma telinga tengah.

Kuman penyebab biasanya Gram positif aerob, sedangkan pada infeksi yang telah herlangsung lama sering juga terdapat kuman Gram negatif dan anaerob.

Patofisiologi
OMSK dibagi dalam 2 jenis, yaitu benigna atau tipe mukosa, dan maligna atau tipe tulang. Bardasarkan sekret yang keluar dari kavum timpani secara aktif  juga dikenal tipe aktif dan tipe tenang.

Pada OMSK benigna, peradangan terbatas pada mukosa saja, tidak mengenai tulang. Perforasi terletak di sentral. Jarang menimbulkan komplikasi berbahaya dan tidak terdapat kolesteatom.

OMSK tipe maligna disertai dengan kolesteatom. Perforasi terletak marginal, subtotal, atau diatik. Sering menimbulkan komplikasi yang berbahaya atau fatal.

Manifestasi Klinis
Pasien mengeluh otore, vertigo, tinitus, rasa penuh di telinga, atau gangguan pendengaran. Mengingat bahaya komplikasi, OMSK maligna harus dideteksi sejak dini. Diagnosis pasti ditegakkan pada penemuan di kamar operasi. Beberapa tanda klinis sebagai pedoman adalah perforasi pada marginal atau atik, abses atau fistel retroaurikuler, polip atau jaringan granulasi di liang telinga luar yang berasal dari telinga tengah, kolesteatom pada telinga tengah, sekret berbentuk nanah dan berbau khas.

Komplikasi
Paralisis nervus fasialis, fistula labirin, labirintitis, labirintitis supuratif, petrositis, tromboflebitis sinus lateral, abses ekstradural, abses subdural, meningitis, abses otak, dan hidrosefalus otitis.

Pemeriksaan Penunjang
Terlihat bayangan kolesteatom pada foto mastoid.

Penatalaksanaan
Terapinya sering lama dan harus berulang-ulang karena :
1.      Adanya perforasi membran timpani yang permanen,
2.      Terdapat sumber infeksi di faring, nasofaring, hidung, dan sinus paranasal,
3.      Telah terbentuk jaringan patologik yang ireversibel dalam rongga mastoid,
4.      Gizi dan kebersihan yang kurang.

Prinsip terapi OMSK benigna adalah konservatif atau medikamentosa. Bila sekret keluar terus, diberikan obat cuci telinga, yaitu larutan H2O2 3% selama 3-5 hari. Setelah sekret berkurang atau bila sudah tenang, dilanjutkan dengan obat tetes telinga yang mengandung antibiotik dan kortikosteroid, tidak lebih dari 1-2 minggu karena obat bersifat ototoksik. Antibiotik oral dari golongan ampisilin atau eritromisin diberikan sebelum hasil tes resistensi diterima. Pasien dianjurkan tidak berenang dan menghindari masuknya air ke dalarn telinga.

Bila sekret telah kering namun perforasi tetap ada setelah diobservasi selama 2 bulan, maka harus dirujuk untuk miringoplasti atau timpanoplasti. Sumber infeksi harus diobati lebih dulu, kalau perlu dengan pembedahan.

Prinsip terapi OMSK maligna adalah pembedahan, yaitu mastoidektomi dengan atau tanpa timpanoplasti. Terapi medikamentosa hanya bersifat sementara sebelum pembedahan. Operasi direncanakan secepatnya untuk memperbesar kemungkinan keberhasilan dan memperkecil risiko komplikasi. Bila terdapat abses subperiosteal retroaurikular, maka dilakukan insisi abses tersendiri sebelum mastoidektomi.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : nofull
Powered by fren
Copyright © 2012. FR 123 NT - All Rights Reserved
Template Design by Callysta Zahrani Published by FR 123 NT