Konjungtivitis alergi adalah radang
konjungtiva akibat reaksi alergi terhadap noninfeksi.
Etiologi
Reaksi hipersensitivitas tipe cepat atau
lambat, atau reaksi antibodi humoral terhadap alergen. Pada keadaan yang berat
mempakan bagian dari sindrom Steven Johnson, suatu penyakit eritema multiforme
berat akibat reaksi alergi pada orang dengan predisposisi alergi obat-obatan.
Pada pemakaian mata palsu atau lensa kontak juga dapat terjadi reaksi
alergi.
Manifestasi
Klinis
Mata merah, sakit, bengkak, panas, berair,
gatal, dan silau. Sering berulang dan menahun, bersamaan dengan rinitis alergi.
Biasanya terdapat riwayat atopi sendiri atau dalam keluarga. Pada pemeriksaan
ditemukan injeksi ringan pada konjungtiva palpebra dan bulbi serta papil besar
pada konjungtiva tarsal yang dapat menimbulkan komplikasi pada konjungtiva. Pada
keadaan akut dapat terjadi kemosis berat.
Pemeriksaan
Penunjang
Pada pemeriksaan sekret ditemukan sel-sel
eosinofil. Pada pemeriksaan darah ditemukan eosinofilia dan peningkatan kadar
serum IgE.
Penatalaksanaan
Biasanya penyakit akan sembuh sendiri.
Pengobatan ditujukan untuk menghindarkan penyebab dan menghilangkan gejala.
Terapi yang dapat diberikan misalnya vasokonstriktor lokal pada keadaan akut
(epinefrin 1:1.000), astringen, steroid topikal dosis rendah dan kompres dingin
untuk menghilangkan edemanya. Untuk pencegahan diberikan natrium kromoglikat 2%
topikal 4 kali sehari untuk mencegah degranulasi sel mast. Pada kasus yang berat
dapat diberikan antihistamin dan steroid sistemik. Penggunaan steroid
berkepanjangan harus dihindari karena bisa terjadi infeksi virus, katarak, hingga ulkus kornea
oportunistik. Antihistamin sistemik hanya sedikit
bermanfaat.
Pada sindrom Steven Johnson, pengobatan
bersifat simtomatik dengan pengobatan umum. Pada mata dilakukan pembersihan
sekret, midriatik, steroid topikal, dan pencegahan
simblefaron.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !