Kelainan Refraksi - FR 123 NT
Headlines News :
Home » » Kelainan Refraksi

Kelainan Refraksi

Written By Unknown on Selasa, 07 Agustus 2012 | 01.50

Kelainan refraksi adalah kelainan pembiasan sinar oleh media penglihatan yang terdiri dari kornea, cairan mata, lensa, badan kaca, atau panjang bola mata, sehingga bayangan benda dibiaskan tidak tepat di daerah makula lutea tanpa bantuan akomodasi. Keadaan ini disebut ametropia yang dapat berupa miopia, hipermetropia, atau astigmatisma. Sebaliknya emetropia adalah keadaan di mana sinar yang sejajar atau jauh dibiaskan atau difokuskan oleh sistem optik mata tepat pada daerah makula lutea tanpa mata melakukan akomodasi.
Miopia adalah mata dengan daya lensa positif yang lebih kuat sehingga sinar yang sejajar atau datang dari tak terhingga difokuskan di depan retina. Kelainan ini diperbaiki dengan lensa negatif sehingga bayangan benda tergeser ke belakang dan diatur tepat jatuh di retina.

Hipermetropia adalah mata dengan kekuatan lensa positif yang kurang sehingga sinar sejajar tanpa akomodasi difokuskan di belakang retina. Diperbaiki dengan lensa positif sehingga bayangan benda tergeser ke depan dan diatur tepat jatuh di retina.

Astigmatisma adalah mata dengan kekuatan pembiasan yang berbeda-beda dalam dua bidang utama, biasanya tegak lurus satu sama lainnya. Kelainan ini diperbaiki dengan lensa silinder.

Kelainan lain pada pembiasan mata normal adalah gangguan perubahan kecembungan lensa akibat berkurangnya elastisitas lensa sehingga terjadi gangguan akomodasi. Gangguan akomodasi ini terutama terlihat pada usia lanjut, sehingga terlihat keadaan yang disebut presbiopia.

Presbiopia adalah gangguan akomodasi yang terjadi pada usia lanjut akibat kurang lenturnya lensa dan melemahnya kontraksi badan siliar. Titik terdekat yang masih dapat dilihat terletak makin jauh di depan mata. Gejala umumnya adalah sukar melihat pada jarak dekat yang biasanya terdapat pada usia 40 tahun, di mana pada usia ini amplitudo akomodasi pada pasien hanya menghasilkan titik dekat sebesar 25 cm. Pada jarak ini seorang emetropia yang berusia 40 tahun dengan jarak baca 25 cm akan menggunakan akomodasi maksimal sehingga menjadi cepat lelah, membaca dengan menjauhkan kertas yang dibaca, dan memerlukan sinar yang lebih terang. Biasanya diberikan kacamata baca untuk melihat dekat dengan lensa sferis positif yang dihitung berdasarkan amplitudo akomodasi pada masing-masing kelompok umur:
· + 1.0 D untuk usia 40 tahun
· + 1.5 D untuk usia 45 tahun
· + 2.0 D untuk usia 50 tahun
· + 2.5 D untlik usia 55 tahun
· + 3.0 D untuk usia 60 tahun

Pemeriksaan Tajam Penglihatan
Dilakukan di kamar yang tidak terlalu terang dengan kartu Snellen.

Cara
o       Pasien duduk dengan jarak 6 meter dari kartu Snellen dengan satu mata ditutup.
o       Pasien diminta membaca huruf yang tertulis pada kartu, mulai dari baris paling atas ke bawah, dan tentukan baris terakhir yang masih dapat dibaca seluruhnya dengan benar.
o       Bila pasien tidak dapat membaca baris paling atas (terbesar) maka dilakukan uji hitung jari dari jarak 6 meter
o       Jika pasien tidak dapat menghitung jari dari jarak 6 meter, maka jarak dapat dikurangi satu meter, sampai maksimal jarak penguji dengan pasien 1 meter.
o       Jika pasien tetap tidak bisa melihat, dilakukan uji lambaian tangan dari jarak 1 meter.
o       Jika pasien tetap tidak bisa melihat lambaian tangan, dilakukan uji dengan arah sinar.
o        Jika penglihatan sama sekali tidak mengenal adanya sinar, maka dikatakan penglihatannya adalah 0 (nol) atau buta total.

Penilaian
Tajam penglihatan normal adalah 6/6. Berarti pasien dapat membaca seluruh huruf dalam kartu Snellen dengan benar.

Bila baris yang dapat dibaca seluruhnya bertanda 30 maka dikatakan tajam penglihatan 6/30. Berarti ia hanya dapat melihat pada jarak 6 meter yang oleh orang normal huruf tersebut dapat dilihat pada jarak 30 meter.

Bila dalam uji hitung jari pasien hanya dapat melihat atau menentukan jumlah jari yang diperlihatkan pada jarak 3 meter, maka dinyatakan tajam penglihatan 3/60. Jari terpisah dapat dilihat orang normal pada jarak 60 meter.

Orang normal dapat melihat gerakan atau lambaian tangan pada jarak 300 meter. Bila mata hanya dapat melihat lambaian tangan pada jarak 1 meter, berarti tajam penglihatan adalah 1/300.

Bila mata hanya mengenal adanya sinar saja, tidak dapat melihat lambaian tangan maka dikatakan sebagai 1/~. Orang normal dapat melihat adanya sinar pada jarak tidak berhingga.

Pemeriksaan Kelainan Refraksi
Dilakukan pada satu mata secara bergantian, biasanya dimulai dengan mata kanan kemudian mata kiri. Dilakukan setelah tajam penglihatan diperiksa dan diketahui terdapat kelainan refraksi.

Cara
o       Pasien duduk dengan jarak 6 meter dari kartu Snellen
o       Satu mata ditutup, dengan mata yang terbuka pasien diminta membaca baris terkecil yang masih dapat dibaca
o        Pada mata yang terbuka diletakkan lensa positif +0,50 untuk menghilangkan akomodasi pada saat pemeriksaan
o       Kemudian diletakkan lensa positif tambahan, dikaji:
§         bila penglihatan tidak bertambah baik, berarti pasien tidak hipermetropia
§         bila bertambah jelas dan dengan kekuatan lensa yang ditambah perlahan-lahan bertambah baik, berarti pasien menderita hipermetropia. Lensa positif terkuat yang masih memberikan ketajaman terbaik merupakan ukuran lensa koreksi untuk mata hipermetropia tersebut
o       Bila penglihatan tidak bertambah baik, maka diletakkan lensa negatif. Bila menjadi jelas, berarti pasien menderita miopia. Ukuran lensa koreksi adalah lensa negatif teringan yang memberikan ketajaman penglihatan maksimal
o       Bila baik dengan lensa positif maupun negatif penglihatan tidak maksimal (penglihatan tidak dapat mencapai 6/6) maka dilakukan uji pinhole. Letakkan pinhole di depan mata yang sedang diuji dan diminta membaca baris terakhir yang masih dapat dibaca sebelumnya. Bila:
§         pinhole tidak memberikan perbaikan, berarti mata tidak dapat dikoreksi lebih lanjut karena media penglihatan keruh, terdapat kelainan pada retina atau saraf optik
§         terjadi perbaikan penglihatan, maka berarti terdapat astigmatisma atau silinder pada mata tersebut yang belum mendapat koreksi.
o       Bila pasien astigmatisma, maka pada mata tersebut dipasang lensa positif yang cukup besar untuk membuat pasien menderita kelainan refraksi astigmatismus miopikus
o       Pasien diminta melihat kartu kipas astigmat dan ditanya garis pada kipas yang paling jelas terlihat
o       Bila perbedaan tidak terlihat, lensa positif diperlemah sedikit demi sedikit hingga pasien dapat melihat garis yang terjelas dan kabur
o       Dipasang lensa silinder negatif dengan sumbu sesuai dengan garis terkabur pada kipas astigmat
o        Lensa silinder negatif diperkuat sedikit demi sedikit pada sumbu tersebut hingga sama jelasnya dengan garis lainnya
o       Bila sudah sama jelasnya, dilakukan tes kartu Snellen kembali.
o       Bila tidak didapatkan hasil 6/6, maka mungkin lensa positif yang diberikan terlalu berat , harus dikurangi perlahan-lahan, atau ditambah lensa negatif perlahan-lahan sampai tajam penglihatan menjadi 6/6. Derajat astigmat adalah ukuran lensa silinder negatif yang dipakai hingga gambar kipas astigmat tampak sama jelas.

Pemeriksaan Presbiopia
Untuk lanjut usia dengan keluhan dalam membaca dilanjutkan dengan pemeriksaan presbiopia.

Cara
o       Dilakukan penilaian tajam pengtihatan dan koreksi kelainan refraksi bila terdapat miopia, hipermetropia, atau astigmatisma, sesuai prosedur di atas
o       Pasien diminta membaca kartu baca pada jarak 30-40 cm (jarak baca)
o       Diberikan lensa positif mulai +1 dinaikkan perlahan-lahan sampai terbaca huruf terkecil pada karlu baca dekat dan kekuatan lensa ini ditentukan
o       Dilakukan pemeriksaan mata satu persatu
Biasanya pemeriksaan ulang dengan kedua mata hasilnya lebih rendah, hasil ini yang diberikan pada pasien untuk menjadi kacamatanya.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : nofull
Powered by fren
Copyright © 2012. FR 123 NT - All Rights Reserved
Template Design by Callysta Zahrani Published by FR 123 NT