Etiologi
Sebab pasti belum diketahui. Umumnya dibagi
menjadi:
1. Sindrom nefrotik bawaan, diturunkan sebagai
resesif autosom atau karena reaksi fetomaternal.
2. Sindrom nefrotik sekunder, disebabkan oleh
parasit malaria, penyakit kolagen, glomerulonefritis
akut, glomerulonefritis kronik, trombosis vena renalis, bahan kimia
(trimetadion, paradion,
penisilamin, garam emas, raksa), amiloidosis, dll.
3. Sindrom nefrotik
idiopatik.
Manifestesi Klinis
Episode pertama penyakit sering mengikuti
sindrom seperti influenza, bengkak periorbital, dan oliguria. Dalam beberapa
hari, edema semakin jelas dan menjadi anasarka. Keluhan jarang selain malaise
ringan dan nyeri perut. Dengan perpindahan volume plasma ke rongga ketiga dapat
terjadi syok. Bila edema berat dapat timbul dispnu akibat efusi pleura.
Pemeriksaan Penunjang
Selain proteinuria masif, sedimen urin
biasanya normal. Bila terjadi hematuria mikroskopik (> 20 eritrosit/LPB)
dicurigai adanya lesi glomerular (mis. sklerosis glomerulus fokal). Albumin
plasma rendah dan lipid meningkat. IgM dapat meningkat, sedangkan IgG turun.
Komplemen serum normal dan tidak ada krioglobulin.
Komplikasi
Peritonitis, hiperkoagulabilitas yang
menyebabkan tromboemboli, syok, dan gagal ginjal akut.
Penatalaksanaan
o Istirahat sampai edema tinggal sedikit.
Batasi asupan natrium sampai _+ 1 gram/hari, secara praktis dengan menggunakan
garam secukupnya dalam makanan dan menghindari makanan yang diasinkan. Diet
protein 2-3 gram/kgBB/hari.
o Bila edema tidak berkurang dengan pembatasan
garam, dapat digunakan diuretik, biasanya furosemid 1 mg/kgBB/kali, bergantung
pada beratnya edema dan respons pengobatan. Bila edema refrakter, dapat
digunakan hidroklortiazid (25-50 mg/hari). Selama pengobatan diuretik perlu
dipantau kemungkinan hipokalemia, alkalosis metabolik, atau kehilangan cairan
intravaskular berat.
o Pemberian kortikosteroid berdasarkan ISKDC
(International Study of Kidney Disease in Children) prednison 60
mg/m2 luas permukaan badan (maksimal 60 mg/hari) selama 4 minggu
dilanjutkan pemberian selang sehari selama 4 minggu atau 3 hari berturut-turut
dalam 1 minggu dengan dosis 40 mg/m2 luas permukaan badan kemudian
dihentikan. Dalam kepustakaan lain dikatakan prednison 2 mg/kg/hari sampai urin
bebas protein tiga hari berturut-turut, maksimal sampai 8 minggu. Dilanjutkan
pemberian selang sehari selama 4 minggu dengan dosis yang sama selama 1-2 bulan,
kemudian dihentikan dengan tapering off. Bila timbul relaps, terapi dapat
diulang. Bila timbul sindrom nefrotik refrakter atau terjadi relaps 3 kali dalam
setahun, pertimbangkan biopsi.
o Cegah infeksi. Antibiotik hanya diberikan
bila ada infeksi.
o Pungsi asites maupun hidrotoraks dilakukan
bila ada indikasi vital.
Prognosis
Prognosis baik bila penyakit memberikan
respons yang baik terhadap kortikosteroid dan jarang terjadi
relaps.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !