Etiologi
Streptokok dan stafilokok (tersering),
E.coli, pseudomonas.
Patofisiologi
Infeksi endokardium terjadi sekunder akibat
infeksi fokal di tempat lain atau oleh tindakan atau pemakaian alat diagnostik
maupun terapeutik, misalnya pencabutan gigi, operasi THT, kateterisasi jantung,
dan pemasangan kateter umbilikus atau vena sentral pada
bayi
Perubahan hemodinamik yang terjadi pada
turbulensi arus serta arus-deras (jet stream) cacat jantung menimbulkan
trauma pada endokardiurn dan katup abnormal. Endokardium setempat mengalami
edema jaringan interstisial, selanjutnya terjadi penimbunan trombosis dan fibrin
membentuk trombus trombosit-fibrin yang steril. Bila terdapat keadaan bakteremia
sementara dan di dalam darah sudah terdapat titer antibodi yang cukup tinggi,
kuman akan membentuk gumpalan yang mudah lengket dan terperangkap pada trombus
teruebut, yang merupakan tempat berkembangbiaknya kuman.
Penyakit jantung bawaan yang mudah mengalami
endokarditis infektif adalah tetralogi Fallot, defek septum ventrikel (terutama yang kecil), duktus
arteriosus persisten, dan koarktasio aorta. Pada penyakit jantung reumatik
kronik, endokarditis infektif mudah terjadi pada insufisiensi mitral dan
aorta.
Manifestasi Klinis
Demam, anoreksia, anemia, splenomegali,
petekie, tromboemboli, nodus Osler (benjolan intradermal pada ujung telapak
tangan dan kaki yang nyeri tekan dan berwarna kemerahan), lesi Janeway (seperti
nodus Osler tanpa nyeri tekan), splinter hemorrhage (perdarahan di bawah kuku).
Dapat terjadi emboli arteri yang menyebabkan infark paru atau gejala SSP. Pada
endokarditis berat dapat timbul gagal jantung.
Infeksi streptokok biasanya memberikan gejala
yang tidak terlalu berat. Stafilikok dan kuman Gram negatif memberi gejala yang
lebih akut.
Pemeriksaan
Penunjang
Hampir selalu ditemukan anemia normokrom
normositer, leukositosis tidak selalu ditemukan (lebih nyata pada yang akut),
LED meningkat, proteinuria ringan, hematuria mikroskopik. Biakan darah merupakan
pemeriksaan yang paling penting. Dianjurkan mengambil biakan 4 sampai 6 kali
dalam 38 jam pertama dari v. mediana kubiti. Biakan sumsum tulang tidak
diperlukan. Bila pasien mendapat antibiotik, terapi dihentikan selama 3-4 hari
sebelum biakan. biakan lebih dari 48 jam tidak diperlukan karena bila dalam 48
jam hasil biakan negatif,
Pemeriksaan EKG menggambarkan kelainan
sebelumnya atau komplikasi yang terjadi. Ekokardiografi dapat mendeteksi lesi
lebih besar dari 3 - 4 mm. Pemeriksaan radiologi bermanfaat untuk memastikan
kardiomegali dan bendungan vena paru pada pasien dengan gagal jantung.
Kateterisasi jantung tidak diperlukan bila respons terhadap antibiotik baik.
Bila terapi medis tidak menolong dan terdapat gagal jantung yang refrakter,
kateterisasi dilakukan dengan rencana operasi untuk mengoreksi kelainan jantung
dan membuang vegetasinya.
Diagnosis
Kriteria diagnostik yang klasik adalah
terdapatnya penyakit jantung, demam, splenomegali, fenomena emboli, dipastikan
dengan biakan darah. Ekokardiografi sangat menyokong diagnosis karena dapat
mendeteksi vegetasi yang cukup besar, selain dapat menilai hasil
pengobatan.
Pengobatan
Beri antibiotik sedini mungkin; bila dilakukan
sebelum ada hasil biakan, digunakan kombinasi penisilin dan streptomisin. Bila
hasil biakan negatif, diberikan streptomisin selama 2 minggu dan penisilin boleh
diberikan per oral. Bila respons tidak baik, dosis penisilin digandakan. Bila
belum berhasil, ganti dengan antibiotik lain.
Pencegahan
Tindakan pencegahan perlu dilakukan pada
berbagai prosedur yang menyebabkan bakteremia.
Pada tindakan gigi dan THT sebagai profilaksis
standar digunakan amoksisilin per oral 1 jam sebelum tindakan. Bila pasien tidak
dapat minum obat digunakan ampisilin iv atau im setengah jam sebelum tindakan.
Pada pasien alergi penisilin digunakan eritromisin per oral 2 jam sebelum
tindakan atau klindamisin per oral atau intravena 1 jam sebelum
tindakan.
Pada tindakan traktus genitourinarius dan
gastrointestinal sebagai profilaksis standar digunakan ampisilin dan gentamisin.
Bila pasien alergi penisilin, dapat digunakan vankomisin dan gentamisin. Pada
pasien dengan risiko kecil cukup digunakan amoksisilin.
Enam jam setelah tindakan, antibiotik
diberikan kembali dengan setengah dosis.
Prognosis
Infeksi streptokok memiliki prognosis lebih
baik dibandingkan stafilokok atau jamur. Prognosis lebih buruk pada anak yang
lebih muda, adanya gagal jantung dan emboli, serta beratnya kerusakan katup
akibat vegetasi. Vegetasi pada katup aorta atau mitral memberi prognosis lebih
buruk daripada vegetasi jantung kanan.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !