Endokarditis Infektif - FR 123 NT
Headlines News :
Home » » Endokarditis Infektif

Endokarditis Infektif

Written By Unknown on Selasa, 14 Agustus 2012 | 00.33

Endokarditis infektif merupakan penyakit yang disebabkan infeksi mikroba pada lapisan endotel jantung, ditandai oleh vegetasi yang biasanya terdapat pada katup jantung, namun dapat terjadi pada endokardium di tempat lain.

Etiologi
Streptokok dan stafilokok (tersering), E.coli, pseudomonas.

Patofisiologi
Infeksi endokardium terjadi sekunder akibat infeksi fokal di tempat lain atau oleh tindakan atau pemakaian alat diagnostik maupun terapeutik, misalnya pencabutan gigi, operasi THT, kateterisasi jantung, dan pemasangan kateter umbilikus atau vena sentral pada bayi

Perubahan hemodinamik yang terjadi pada turbulensi arus serta arus-deras (jet stream) cacat jantung menimbulkan trauma pada endokardiurn dan katup abnormal. Endokardium setempat mengalami edema jaringan interstisial, selanjutnya terjadi penimbunan trombosis dan fibrin membentuk trombus trombosit-fibrin yang steril. Bila terdapat keadaan bakteremia sementara dan di dalam darah sudah terdapat titer antibodi yang cukup tinggi, kuman akan membentuk gumpalan yang mudah lengket dan terperangkap pada trombus teruebut, yang merupakan tempat berkembangbiaknya kuman.

Penyakit jantung bawaan yang mudah mengalami endokarditis infektif adalah tetralogi Fallot, defek septum ventrikel (terutama yang kecil), duktus arteriosus persisten, dan koarktasio aorta. Pada penyakit jantung reumatik kronik, endokarditis infektif mudah terjadi pada insufisiensi mitral dan aorta.
Manifestasi Klinis
Demam, anoreksia, anemia, splenomegali, petekie, tromboemboli, nodus Osler (benjolan intradermal pada ujung telapak tangan dan kaki yang nyeri tekan dan berwarna kemerahan), lesi Janeway (seperti nodus Osler tanpa nyeri tekan), splinter hemorrhage (perdarahan di bawah kuku). Dapat terjadi emboli arteri yang menyebabkan infark paru atau gejala SSP. Pada endokarditis berat dapat timbul gagal jantung.

Infeksi streptokok biasanya memberikan gejala yang tidak terlalu berat. Stafilikok dan kuman Gram negatif memberi gejala yang lebih akut.
Pemeriksaan Penunjang
Hampir selalu ditemukan anemia normokrom normositer, leukositosis tidak selalu ditemukan (lebih nyata pada yang akut), LED meningkat, proteinuria ringan, hematuria mikroskopik. Biakan darah merupakan pemeriksaan yang paling penting. Dianjurkan mengambil biakan 4 sampai 6 kali dalam 38 jam pertama dari v. mediana kubiti. Biakan sumsum tulang tidak diperlukan. Bila pasien mendapat antibiotik, terapi dihentikan selama 3-4 hari sebelum biakan. biakan lebih dari 48 jam tidak diperlukan karena bila dalam 48 jam hasil biakan negatif,

Pemeriksaan EKG menggambarkan kelainan sebelumnya atau komplikasi yang terjadi. Ekokardiografi dapat mendeteksi lesi lebih besar dari 3 - 4 mm. Pemeriksaan radiologi bermanfaat untuk memastikan kardiomegali dan bendungan vena paru pada pasien dengan gagal jantung. Kateterisasi jantung tidak diperlukan bila respons terhadap antibiotik baik. Bila terapi medis tidak menolong dan terdapat gagal jantung yang refrakter, kateterisasi dilakukan dengan rencana operasi untuk mengoreksi kelainan jantung dan membuang vegetasinya.

Diagnosis
Kriteria diagnostik yang klasik adalah terdapatnya penyakit jantung, demam, splenomegali, fenomena emboli, dipastikan dengan biakan darah. Ekokardiografi sangat menyokong di­agnosis karena dapat mendeteksi vegetasi yang cukup besar, selain dapat menilai hasil pengobatan.

Pengobatan
Beri antibiotik sedini mungkin; bila dilakukan sebelum ada hasil biakan, digunakan kombinasi penisilin dan streptomisin. Bila hasil biakan negatif, diberikan streptomisin selama 2 minggu dan penisilin boleh diberikan per oral. Bila respons tidak baik, dosis penisilin digandakan. Bila belum berhasil, ganti dengan antibiotik lain.

Pencegahan
Tindakan pencegahan perlu dilakukan pada berbagai prosedur yang menyebabkan bakteremia.

Pada tindakan gigi dan THT sebagai profilaksis standar digunakan amoksisilin per oral 1 jam sebelum tindakan. Bila pasien tidak dapat minum obat digunakan ampisilin iv atau im setengah jam sebelum tindakan. Pada pasien alergi penisilin digunakan eritromisin per oral 2 jam sebelum tindakan atau klindamisin per oral atau intravena 1 jam sebelum tindakan.

Pada tindakan traktus genitourinarius dan gastrointestinal sebagai profilaksis standar digunakan ampisilin dan gentamisin. Bila pasien alergi penisilin, dapat digunakan vankomisin dan gentamisin. Pada pasien dengan risiko kecil cukup digunakan amoksisilin.

Enam jam setelah tindakan, antibiotik diberikan kembali dengan setengah dosis.

Prognosis
Infeksi streptokok memiliki prognosis lebih baik dibandingkan stafilokok atau jamur. Prog­nosis lebih buruk pada anak yang lebih muda, adanya gagal jantung dan emboli, serta beratnya kerusakan katup akibat vegetasi. Vegetasi pada katup aorta atau mitral memberi prognosis lebih buruk daripada vegetasi jantung kanan.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : nofull
Powered by fren
Copyright © 2012. FR 123 NT - All Rights Reserved
Template Design by Callysta Zahrani Published by FR 123 NT