Etiologi
Infeksi Streptococcus beta-hemolyticus
grup-A pada tenggorok selalu mendahului terjadinya demam reumatik, baik pada
serangan pertama maupun serangan ulang.
Manifestasi Klinis
Dihubungkan dengan diagnesis, manifestasi
klinis pada demam reumatik akut dibedakan atas manifestasi mayor dan
minor.
Manifestasi Mayor
1.
Karditis. Karditis
reumatik merupakan proses peradangan aktif yang mengenai endokardium,
miokardium, dan perikardium. Gejala awal adalah rasa lelah, pucat, dan
anoreksia. Tanda klinis karditis meliputi takikardia, disritmia, bising
patologis, adanya kardiomegali secara radiologi yang makin lama makin membesar,
adanya gagal jantung, dan tanda perikarditis (nyeri sekitar umbilikus dan
terdengar friction rub). Pada insufisiensi mitral terdapat bising
pansistolik dengan pungtum maksimum di apeks, penjalaran ke aksila kiri; bila
telah terdapat stenosis mitral relatif timbul bising CareyCoombs. Pada
insufisiensi aorta terdapat bising diastolik dini bernada tinggi di sela iga
ketiga kiri, perabaan nadi dapat berupa water-hammer
pulse.
2. Artritis. Artritis terjadi pada sekitar 70%
pasien dengan demam reumatik, bersifat asimetris dan berpindah-pindah
(poliartritis migrans), ditandai oleh nyeri yang hebat, bengkak , eritema, dan
demam.
3. Korea Sydenham. Korea mengenai 15% pasien
demam reumatik, berupa gerakan yang tidak disengaja dan tidak bertujuan atau
inkoordinasi muskular, biasanya pada otot wajah dan ekstremitas, serta emosi
yang labil.
4. Eritema marginatum. Eritema marginatum
ditemukan pada lebih-kurang 5% pasien, tidak gatal, makular, dengan tepi eritema
yang menjalar mengelilingi kulit yang tampak normal. Tersering pada batang
tubuh dan tungkai proksimal, serta tidak melibatkan wajah.
5. Nodulus subkutan. Ditemukan pada sekitar 5-10%
pasien. Nodul berukuran antara 0,5 sampai 2 cm, tidak nyeri, dan dapat bebas
digerakkan. Nodulus umumnya terdapat pada permukaan ekstensor sendi, terutama
pada siku, ruas jari, lutut, dan persendian kaki. Kulit yang menutupinya tidak
menunjukkan tanda radang.
Manifestasi Minor
Manifestasi minor pada demam reumatik akut
dapat berupa demam yang bersifat remiten, artralgia, nyeri abdomen, anoreksia,
nausea, dan muntah.
Pemeriksaan
Penunjang
Pemeriksaan laboratorium, baik yang tunggal
maupun kombinasi, belum ada yang memungkinkan diagnosis spesifik demam reumatik
akut. Pemeriksaan laboratorium, penunjang pada diagnosis demam reumatik akut
dibagi atas tiga golongan. Golongan pertama meliputi uji radang jaringan akut,
yakni reaktan fase akut. Golongan kedua adalah uji bakteriologis dan serologis
yang membuktikan infeksi streptokokus sebelumnya. Golongan ketiga meliputi
pemeriksaan radiologis, elektrokardiografi, dan ekokardiografi untuk menilai
adanya kelainan jantung.
Diagnosis
Diagnosis demam reumatik akut ditegakkan
berdasarkan kriteria Jones yang telah direvisi. Karena prognosis bergantung pada
manifestasi klinis maka pada diagnosis harus disebut manifestasi klinisnya,
misalnya demam reumatik dengan poliartritis saja.
Pada tiga kategori berikut, diagnosis demam
reumatik diterima tanpa adanya dua manifestasi mayor atau satu manifestasi mayor
dan dua manifestasi minor. Hanya pada dua yang pertama persyaratan untuk infeksi
streptokok sebelumnya dapat dikesampingkan.
o
Korea.
o
Karditis yang
datang diam-diam atau datangnya terlambat. Riwayat demam reumatik biasanya samar
atau tidak ada sama sekali, tetapi selama periode beberapa bulan timbul gejala
umum seperti rasa tidak enak badan, lesu, anoreksia, dengan penampakan sakit
kronik. Pasien sering dapat dengan gagal jantung dan pemeriksaan fisik dan
penunjang menunjukkan adanya penyakit jantung valvular.
o
Demam reumatik
kumat. Diduga pada pasien penyakit jantung reumatik yang tidak minum obat
antiradang selama paling sedikit dua bulan, terdapatnya satu kriteria mayor atau
minor, disertai bukti adanya infeksi streptokok
sebelumnya.
Penatataksanaan
o
Umum. Semua pasien
demam reumatik akut harus tirah baring.
o
Eradikasi
streptokokus dan pencegahan sekunder. Sebagai pencegahan sekunder, pasien tanpa
karditis diberikan profilaksis minimal 5 tahun sesudah serangan terakhir,
sekurangnya sampai usia 18 tahun. Pasien dengan keterlibatan jantung dilakukan
pencegahan setidaknya sampai usia 25 tahun.
o
Pengobatan
analgesik dan antiradang.
o
Pengobatan
karditis. Digitalis, umumnya digoksin, diberikan pada pasien dengan karditis
berat dan gagal jantung. Dosis digitalisasi total 0,04-0,06 mg/kgBB, dosis
maksimal 1,5 mg. Untuk rumatan digunakan 1/3 - 1/5 dosis digitalisasi total, dua
kali sehari.
o
Pengobatan korea.
Pasien korea yang ringan umumnya hanya memerlukan tirah baring. Pada kasus yang
lebih berat, obat antikonvulsan dapat mengendalikan korea. Obat yang sering
digunakan adalah fenobarbital 15-30 mg tiap 6-8 jam dan haloperidol, dimulai
dengan dosis rendah (0,5 mg) kemudian dinaikkan sampai 2 mg tiap 8 jam,
bergantung pada respons klinik.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !