Defek septum atrium (DSA) adalah kelainan
anatomik jantung akibatkan terjadinya kesalahan pada jumlah absorbsi dan
proliferasi jaringan pada tahap perkembangan pemisahan rongga atrium menjadi
atrium kanan dan atrium kiri. Defek septum atrium merupakan lebih-kurang 10%
dari seluruh PJB. Kelainan ini lebih sering ditemukan pada anak perempuan
dibanding pada anak lelaki (rasio perempuan : lelaki = 1,5 sampai 2:1
).
Hemodinamik
Akibat adanya celah patologis antara atrium
kanan dan atrium kiri, pasien dengan defek septum atrium mempunyai beban pada
sisi kanan jantung, akibat pirau dari atrium kiri ke atrium kanan. Beban
tersebut merupakan beban volume (volume overload).
Manifestasi Klinis
Sebagian besar asimtomatik, terutama pada bayi
dan anak kecil. Sangat jarang ditemukan gagal jantung pada defek septum atrium.
Bila pirau cukup besar, pasien mengalami sesak napas, sering mengalami infeksi
paru, dan berat badan akan sedikit kurang. Jantung umumnya normal atau hanya
sedikit membesar dengan pulsasi ventrikel kanan teraba. Komponen aorta dan
pulmonal bunyi jantung II terbelah lebar (wide split) yang tidak berubah
saat inspirasi maupun ekspirasi (fixed split). Pada defek sedang sampai
besar bunyi jantung I mengeras dan terdapat bising ejeksi sistolik. Selain itu
terdapat bising diastolik di daerah trikuspid akibat aliran darah yang
berlebihan melalui katup trikuspid pada fase pengisian cepat ventrikel
kanan.
Pemeriksaan Penunjang
Pada defek dengan pirau yang bermakna, foto
toraks AP menunjukkan atrium kanan yang menonjol dan konus pulmonalis yang
menonjol. Jantung biasanya hanya sedikit membesar dengan vaskularisasi paru yang
bertambah sesuai dengan besarnya pirau.
Pada elektrokardiogram tampak gambaran
right bundle branch block (RBBB). Pada jenis defek septum atrium sekundum
terdapat deviasi sumbu QRS ke kanan, yang membedakan dari jenis defek primum
yang memperlihatkan deviasi sumbu ke kiri. Dapat pula terdapat blok AV derajat I
(pemanjangan interval PR) dan hipertrofi ventrikel kanan.
Seperti pada kelainan jantung bawaan lainnya,
pemeriksaan ekokardiografi berguna untuk menentukan letak dan besar septum serta
kemungkinan kelainan anatomis yang dapat menyertai. Kateterisasi tidak perlu
dilakukan kecuali ada tanda-tanda hipertensi pulmonal.
Penatataksanaan
Pengobatan definitif
adalah operasi penutupan defek pada usia 4-5 tahun. Pasien pascabedah tidak
memerlukan tindakan profilaksis terhadap endokarditis infektif. Pada defek
tertentu dapat dilakukan penutupan dengan kateterisasi jantung, dilanjutkan
dengan antibiotik profilaksis selama 6-9 bulan.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !