Duktus Arteriosus Persisten - FR 123 NT
Headlines News :
Home » » Duktus Arteriosus Persisten

Duktus Arteriosus Persisten

Written By Unknown on Selasa, 14 Agustus 2012 | 00.26

Duktus arteriosus persisten (DAF) adalah duktus arteriosus yang tetap terbuka setelah bayi lahir. Kelainan ini merupakan 7% dari seluruh PJB. Duktus arteriosus persisten sering dijumpai pada bayi prematur, insidensnya bertambah dengan berkurangnya masa gestasi.

Hemodinamik
Sebagian besar kasus duktus arteriosus persisten menghubungkan aorta dengan pangkal a. pulmonalis kiri. Pada bayi baru lahir, duktus arteriosus yang semula mengalirkan darah dari a. pulmonalis ke aorta akan berfungsi sebaliknya karena resistensi vaskular paru menurun dengan tajam dan secara normal mulai menutup. Maka, dalam beberapa jam secara fungsional tidak terdapat arus darah dari aorta ke a. pulmonalis. Bila duktus tetap terbuka, terjadi keseimbangan antara aorta dan a. pulmonalis. Dengan semakin berkurangnya resistensi vaskular paru maka pirau dari aorta ke arah a. pulmonalis (kiri ke kanan) makin meningkat.

Manifestasi Klinis
o       DAP Kecil. Biasanya asimtomatik, dengan tekanan darah dan tekanan nadi dalam batas normal. Jantung tidak membesar. Kadang teraba getaran bising di sela iga II kiri ster­num. Terdapat bising kontinu (continous murmur, machinery murmur) yang khas untuk duktus arteriosus persisten di daerah subklavia kiri.
o       DAP Sedang. Gejala biasanya timbul pada usia 2-5 bulan tetapi tidak berat. Pasien rnengalami kesulitan makan, sering menderita infeksi saluran napas, namun biasanya berat badan masih dalam batas normal. Frekuensi napas sedikit lebih cepat dibanding dengan anak normal. Dijumpai pulsus seler dan tekanan nadi tebih dari 40 mmHg. Terdapat getaran bising di daerah sela iga I-II para sternal kiri dan bising kontinu di sela iga II-III garis parasternal kiri yang menjalar ke daerah sekitarnya. Juga sering ditemukan bising middiastolik dini.
o       DAP Besar. Gejala tampak berat sejak minggu-minggu pertama kehidupan. Pasien sulit makan dan minum hingga berat badannya tidak bertambah dengan memuaskan, tampak dispnu atau takipnu dan banyak berkeringat bila minum. Pada pemeriksaan tidak teraba getaran bising sistolik dan pada auskultasi terdengar bising kontinu atau hanya bising sistolik. Bising middiastolik terdengar di apeks karena aliran darah berlebihan melalui katup mitral (stenosis mitral relatif). Bunyi jantung II tunggal dan keras. Gagal jantung mungkin terjadi dan biasanya didahului infeksi saluran napas bagian bawah.
o       DAP Besar dengan Hipertensi Pulmonal. Pasien duktus arteriosus besar apabila tidak diobati akan berkembang menjadi hipertensi pulmonal akibat penyakit vaskular paru, yakni suatu komplikasi yang ditakuti. Komplikasi ini dapat terjadi pada usia kurang dari 1 tahun, namun jauh labih sering terjadi pada tahun ke-2 atau ke-3. Komplikasi ini berkembang secara progresif, sehingga akhirnya ireversibel, dan pada tahap tersebut operasi koreksi tidak dapat dilakukan.

Pemeriksaan Penunjang
o       DAP Kecil. Gambaran radiologis dan EKG biasanya dalam batas normal. Pemeriksaan ekokardiografi tidak menunjukkan adanya pembesaran ruang jantung atau a. pulmonalis.
o       DAP Sedang. Pada foto toraks jantung membesar (terutama ventrikel kiri), vaskularisasi paru yang meningkat, dan pembuluh darah hilus membesar. EKG menunjukkan hipertrofi ventrikel kiri dengan atau tanpa dilatasi atrium kiri.
o       DAP Besar .Pada foto toraks dijumpai pembesaran ventrikel kanan dan kiri, di samping pembesaran arteri pulmonalis dan cabang-cabangnya. Pada EKG tampak hipertropi biventrikular dengan dominasi aktivitas ventrikel kiri dan dilatasi atrium kiri.

Penatalaksanaan
Pada bayi prematur dengan duktus arteriosus persisten dapat diupayakan terapi farmakologis dengan memberikan indometasin intravena atau per oral dosis 0,2 mg/kgBB dengan selang waktu 12 jam, diberikan 3 kali. Terapi tersebut hanya efektif pada bayi prematur dengan usia kurang dari 1 minggu, yang dapat menutup duktus pada lebih kurang 70% kasus, meski sebagian akan membuka kembali. Pada bayi prematur yang berusia lebih dari satu minggu indometasin memberikan respons yang jauh lebih rendah. Pada bayi cukup bulan terapi ini ridak efektif.

Pada duktus arteriosus persisten dengan pirau kiri ke kanan sedang atau besar dengan gagal jantung diberikan terapi medikamentosa (yakni digoksin, furosemid), yang bila berhasil akan dapat menunda operasi sampai 3-6 bulan sambil menunggu kemungkinan duktus menutup. Indikasi operasi duktus arteriosus dapat diringkas sebagai berikut:
1.      Duktus arteriosus persisten pada bayi yang tidak memberi respons terhadap pengobatan medikamentosa;
2.      Duktus arteriosus persisten dengan keluhan;
3.      Duktus arteriosus persisten dengan endokarditis infektif yang kebal terhadap terapi medikamentosa.

Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : nofull
Powered by fren
Copyright © 2012. FR 123 NT - All Rights Reserved
Template Design by Callysta Zahrani Published by FR 123 NT