Etiologi
Respiratory syncytial virus (RSV) pada 50% sampai 90% kasus. Selain itu,
parainfluenza, mikoplasma, adenovirus. Sangat jarang infeksi primer
bakteri.
Patogenesis
Invasi virus menyebabkan obstruksi bronkiolus
akibat akumulasi mukus, debris dan edema. Terjadi resistensi aliran udara
pernapasan berbanding terbalik (dengan radius lumen pangkat empat), baik pada
fase inspirasi maupun fase ekspirasi. Terdapat mekanisme klep yaitu
terperangkapnya udara yang menimbulkan overinflasi dada. Pertukaran udara yang
terganggu menyebabkan ventilasi berkurang dan hipoksemia, peningkatan frekuensi
napas sebagai kompensasi. Pada keadaan sangat berat dapat terjadi hiperkapnia.
Obstruksi total dan terserapnya udara dapat menyebabkan
atelektasis.
Gangguan respiratorik jangka panjang pasca
bronkiolitis dapat timbul berupa batuk berulang, mengi, dan hiperreaktivitas
bronkus, yang cenderung membaik sebelum usia sekolah. Komplikasi jangka panjang
lain yaitu bronkiolitis obliterans dan sindrom paru hiperlusen unilateral
(Sindrom Swyer-James), sering dihubungkan dengan
adenovirus.
Manifestasi Klinis
Biasanya didahului infeksi saluran napas atas
dengan batuk pilek, tanpa demam atau hanya subfebris. Sesak napas makin hebat,
disertai napas cepat dan dangkal. Terdapat dispnu dengan expiratory effort,
retraksi otot bantu napas, napas cepat dangkal disertai napas cuping hidung,
sianosis sekitar hidung dan mulut, gelisah, ekspirium memanjang atau mengi; jika
obstruksi hebat suara napas nyaris tak terdengar, ronki basah halus nyaring
kadang terdengar pada akhir atau awal ekspirasi, suara perkusi paru
hipersonor.
Pemeriksaan
Penunjang
o Foto dada AP dan lateral: hiperinflasi paru,
diameter anteroposterior membesar pada foto lateral, dapat terlihat bercak
konsolidasi yang tersebar.
o Analisis gas darah: hiperkarbia sebagai tanda
air trapping, asidosis metabolik, atau
respiratorik.
o Pemeriksaan deteksi cepat antigen RSV yang
dapat dikerjakan secara bed side.
Penatalaksanaan
o Oksigen 1-2 L/menit.
o IVFD:
- neonatus: dekstrose 10% : NaCl 0,9%=4 : l, +
KCl 1-2 mEq/kgBB/hari
- bayi > 1 bulan: dekstrose 10% : NaCl 0,9% = 3 : 1 , + KCl 10 mEq/500 ml cairan
Jumlah cairan sesuai berat badan, kenaikan
suhu, dan status hidrasi
o Koreksi gangguan asam basa dan
elektrolit
o Antibiotik sebenarnya tidak diperlukan, tetapi
karena sukar dibedakan dengan pneumonia interstisialis, antibiotik tetap
diberikan.
Untuk kasus bronkiolitis community
base:
- Ampisilin 100 mg/kgBB/hari dalam 4 kali
pemberian
- Kloramfenikol 75 mg/kgBB/hari dalam 4 kali pemberian
Untuk kasus bronkiolitis hospital
base:
- Sefotaksim 100 mg/kgBB/hari dalam 2 kali
pemberian
- Amikasin 10-15 mg/kgBB/hari dalam 2 kali
pemberian
o Steroid: deksametason 0,5 mg/kgBB inisial,
dilanjutkan 0,5 mg/kgBB/hari dibagi 3-4 dosis. Inhalasi dengan salin normal dan
beta agonis untuk memperbaiki transpor mukosilier.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !