Tumor jinak dapat timbul dalam rongga mulut. Karakteristik
tumor ini adalah tumbuh secara lambat, setelah mencapai ukuran tertentu menetap
dan tidak berkembang lagi. Tumor ini tumbuh mendesak sel-sel normal tetapi tidak
menginvasi dan tidak bermetastasis, namun kelamaan akan bertambah besar sehingga
mengganggu fungsi bicara, pengunyahan, dan pernapasan.
Tumor jinak
diklasifikasikan berdasarkan asal sel, epitel atau sel jaringan ikat. Tumor
dari sel epitel adalah papiloma, adenoma, dan adenoma plemorfik, sedangkan yang
berasal dari, sel jaringan ikat adalah fibroma, osteoma, hemangioma, dan lipoma.
Papiloma adalah
tumor jinak rongga mulut yang berasal dari sel epitel gepeng bertingkat. Dapat
terjadi pada mukosa palatum, pipi, lidah, dan bibir. Secara klinis terlihat
sebagai suatu massa berwarna merah jambu, berbentuk seperti kembang kol, dan
berdiameter 0,1 sampai 1 cm. Penatalaksanaan adalah eksisi.
Adenoma adalah
tumor jinak rongga mulut yang timbul dari kelenjar saliva minor atau mayor.
Jarang timbul, biasanya terjadi pada kelenjar parotis, submaksila dan
sublingual. Sel-sel pada tumor ini masih memiliki fungsi sama dengan sel
asalnya.
Adenoma
pleomorfik adalah tumor jinak campuran yang berasal dari sel epitel dalam
rongga mulut, biasanya timbul di daerah palatum, kelenjar parotis, dan bibir.
Biasanya asimtomatik, kecuali bila tetdapat trauma. Secara klinis terlihat
seperti fibroma, lipoma, atau mukokel, dan paling sering timbul di daerah
kelenjar parotis. Penatalaksanaannya adalah eksisi, di mana dapat terjadi rekurensi bila eksisi tidak total.
Fibroma adalah
tumor jinak rongga mulut ysng berisi fibroblas dengan bermacam-macam tingkat
perkembangan. Fibroma yang benar-benar disebabkan neoplasma jarang ditemukan
dalam rongga mulut, tapi biasanya ditemukan dalam rongga mulut akibat adanya
iritasi kronik sehingga terjadi hiperplasia sel.
Epulis didefinisikan sebagai tumor jinak jaringan
ikat pada rongga mulut. Merupakan akibat iritasi dan infeksi sehingga tidak
dapat diklasifikasikan sebagai neoplasma. Ada dua macam epulis, yaitu epulis
fibromatosa yang didominasi oleh jaringan ikat dan epulis gigantoselular yang
berisi sel-sel raksasa dan pembuluh darah. Epulis fibromatosa secara klinis
terlihat berwarna merah jambu seperti jaringan sekitarnya, permukaan halus, dan
bertangkai. Epulis gigantoselular secara kinis terlihat berwarna merah tua,
permukaannya halus, dan mudah berdarah bila terkena trauma. Penatalaksanaannya
adalah eksisi.
Osteoma adalah
tumor jinak rongga mulut yang berasal dari periosteum. Dalam rongga mulut dapat
tunggal atau multipel, bertangkai, dan bentuknya tidak teratur. Osteoma dapat
lunak atau keras, dan mukosa yang menutupinya terlihat tipis, pucat, dan
asimtomatik. Pada pemeriksaan radiografi terlihat massa radioopak. Eksisi baru
dilakukan jika tumor telah mengganggu fungsi bicara dan pengunyahan.
Hemangioma
adalah tumor jinak rongga mulut dari endotel pembuluh darah. Tampak berlobus dan
terangkat, berwarna biru, merah, atau keunguan; dan pucat jika ditekan. Biasanya timbul di lidah, mukosa bukal, dan
bibir. Diklasifikasikan berdasar tipe pembuluh darah asal, yaitu hemangioma kapiler dan hemangiorna kavernosus.
Hemangioma kecil dapat dihilangkan dengan eksisi secara hati-hati, sedangkan yang besar
dihilangkan dengan larutan sklerotik atau radiasi sehingga tumor menciut dan
akhirnya dapat diangkat.
Lipoma adalah tumor jinak berisi sel-sel lemak yang
dikelilingi stroma fibrosa. Secara klinis lipoma mirip dengan fibroma, tapi
lipoma berwarna kuning dan pada palpasi terasa lebih lembut. Dapat ditemukan di
dasar mulut, lidah, dan sekitar kelenjar saliva. Lipoma dapat tunggal atau
multipel dan dapat dihilangkan dengan eksisi.
Ameloblastoma adalah tumor jinak epitel yang bersifat
infiltratif, tumbuh lambat, tidak berkapsul, berdiferensiasi baik. Berasal dari
lamina dentalis atau unsur-unsurnya. Lebih dari 75% kasus tumor terjadi di
rahang bawah, khususnya di regio molar, dan sisanya terjadi akibat adanya kista
folikular. Walaupun pertumbuhannya lambat dan asimtomatik, tumor ini dapat
menjadi sangat besar, menyebabkan maloklusi dan efek deformitas wajah. Pada
pungsi aspirasi terdapat cairan merah coklat dan bila terinfeksi dapat
menimbulkan fistula, nyeri, parestesia, dan massa jaringan granulasi. Pada
pemeriksaan radiografi tampak kista monolokular atau multilokular dan yang khas
pada ameloblastoma adalah ekspansi tulang ke arah bukal dan lingual yang tampak
pada foto oklusal. Penatalaksanaannya dengan reseksi rahang segmental
(hemireseksi) atau kuretase.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !