Delirium - FR 123 NT
Headlines News :
Home » » Delirium

Delirium

Written By Unknown on Senin, 30 Juli 2012 | 00.48

Delirium adalah suatu sindrom dengan gejala pokok adanya gangguan kesadaran yang biasanya tampak dalam bentuk hambatan pada fungsi kognitif.

Etiologi
Delirium mempunyai berbagai macam penyebab. Semuanya mempunyai pola gejala serupa yang berhubungan dengan tingkat kesadaran dan kognitif pasien. Penyebab utama adalah berasal dari penyakit susunan saraf pusat, penyakit sistemik, dan intoksikasi atau reaksi putus obat maupun zat toksik. Penyebab delirium terbanyak terletak diluar sistem saraf pusat, misalnya gagal ginjal dan hati.

Neurotransmiter yang dianggap berperan adalah asetilkolin, serotonin, serta glutamat. Area yang terutama terkena adalah formasio retikularis.

Faktor predisposisi terjadinya delirium, antara lain:
o       Usia
o       Kerusakan otak
o       Riwayat delirium
o       Ketergantungan alkohol
o       Diabetes
o       Kanker
o       Gangguan panca indera
o       Malnutrisi

Manifestasi Klinis
Gambaran dapat bervariasi tergantung pada masing-masing individu. Mood, persepsi, dan tingkah-laku yang abnormal merupakan gejala-gejala psikiatrik umum; tremor, asteriksis, nistagmus inkoordinasi, inkontinensia urin, dan disfasia merupakan gejala-gejala neurologik umum.

Gambaran utama adalah gangguan kesadaran berupa kesadaran yang berkabut dengan penurunan kemampuan untuk memusatkan, mencantumkan, dan mengalihkan perhatian. Keadaan ini berlangsung beberapa hari dengan berkembangnya ansietas, mengantuk, insomnia, halusinasi yang transien, mimpi buruk, dan kegelisahan.

Pasien delirium yang berhubungan dengan sindrom putus zat merupakan jenis hiperaktif yang dapat dikaitkan dengan tanda-tanda otonom, seperti flushing, berkeringat, takikardi, dilatasi pupil, nausea, muntah, dan hipertermia. Orientasi waktu seringkali hilang, sedangkan orientasi tempat dan orang mungkin terganggu pada kasus yang berat. Pasien seringkali mengalami abnormalitas dalam berbahasa, seperti pembicaraan yang bertele-tele, tidak relevan, dan inkoheren.

Fungsi kognitif lain yang mungkin terganggu adalah daya ingat dan fungsi kognitif umum. Pasien mungkin tidak mampu membedakan rangsang sensorik dan mengintegrasikannya sehingga sering merasa terganggu dengan rangsang yang tidak sesuai atau timbul agitasi. Gejala yang sering nampak adalah marah, mengamuk, dan ketakutan yang tidak beralasan. Pasien selalu mengalami gangguan tidur sehingga sering tampak mengantuk sepanjang hari dan tertidur di mana saja.

Pemeriksaan status mental berguna untuk mengetahui adanya gangguan kognitif dan bagaimana perjalanan penyakitnya. Pemeriksaan laboratorium disesuaikan dengan keadaan klinis. Elktroensefalografi (EEG) pada delirium menunjukkan perlambatan aktivitas.

Perjalanan Penyakit dan Prognosis
Biasanya delirium mempunyai muncul tiba-tiba (dalam beberapa jam atau hari). Perjalanan penyakitnya singkat dan berfluktuasi. Perbaikan cepat terjadi apabila faktor penyebabnya telah dapat diketahui dan dihilangkan.

Walaupun delirium biasanya terjadi mendadak, gejala-gejala prodromal mungkin telah terjadi beberapa hari sebelumnya. Gejala delirium biasanya berlangsung selama penyebabnya masih ada namun tidak lebih dari 1 minggu.

Penatalaksanaan
Bila kondisi ini merupakan toksisitas antikolinergik, digunakan fisostigmin salisilat 1-2 mg  iv atau im dengan pengulangan dosis setiap 15-30 menit. Selain itu, perlu dilakukan terapi untuk memberi dorongan perbaikan pada fisik, sensorik, dan lingkungan.

Untuk mengatasi gejala psikosis digunakan haloperidol 2-10 mg im, yang dapat diulang setiap 1 jam. Insomnia sebaiknya diobati dengan benzodiazepin yang mempunyai waktu terapi pendek.


Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : nofull
Powered by fren
Copyright © 2012. FR 123 NT - All Rights Reserved
Template Design by Callysta Zahrani Published by FR 123 NT