Demensia merupakan sindrom yang
ditandai oleh berbagai gangguan fungsi kognitif tanpa gangguan kesadaran.
Gangguan fungsi kognitif antara lain pada inteligensi, belajar dan daya ingat,
bahasa, pemecahan masalah, orientasi, persepsi, perhatian dan konsentrasi.
penyesuaian, dan kemampuan bersosialisasi.
Etiologi
Sebagian besar
disebabkan oleh penyakit Alzheimer dan vaskular. Penyebab lain adalah penyakit
Pick, Creutzfeldt-Jacob, Huntington, parkinson, HIV,
dan trauma kepala.
Manifestasi Klinik
Pada stadium awal, pasien menunjukkan
kesulitan untuk mempertahankan kinerja mental, fatig, dan cenderung gagal bila
diberi suatu tugas baru atau kompleks. Ketidakmampuan melaksanakan tugas semakin
bertambah berat dan meluas ke tugas-tugas harian, kadang perlu
dibantu.
Orientasi, daya ingat, persepsi, dan fungsi
intelektual pasien memburuk sejalan dengan memberatnya stadium penyakitnya.
Perubahan pada afek dan tingkah laku sering ditemukan. Pasien tampak introvert
dan kurang peduli terhadap akibat tingkah lakunya. Bila daerah frontal dan
temporal otak terkena, pasien tampak iritabel dan
eksplosif
Diperkirakan 20-30% pasien tipe
Alzheimer mengalami halusinasi dan 30-40% mempunyai gejala waham, terutama waham
curiga dan tidak sistematik. Pasien yang berwaham paranoid biasanya menjadi
galak dan bersifat memusuhi terhadap orang terdekatnya.
Terdapat depresi dan ansietas pada sebagian
besar pasien. Pasien dapat mengalami afasia, apraksia, dan agnosia. Kejang
merupakan satu gejala yang dapat timbul. Pasien sulit menggeneralisasi suatu
hal, membuat konsep, serta membuat persamaan dan perbedaan suatu konsep. Mungkin
terdapat reaksi katastropik. Selain itu, terdapat sindrom sundowner,
berupa mengantuk, kebingungan, ataksia, dan jatuh
tiba-tiba.
Perjalanan Penyakit dan
Prognosis
Muncul biasanya pada usia sekitar 50-60 tahun.
Usia timbul dan beratnya deteriorasi tergantung pada tipe demensianya.
Perjalanan penyakit yang klasik dimulai dengan timbulnya gejala-gejala yang
samar atau tidak disadari, baik oleh pasien maupun oleh orang-orang yang dekat
dengan pasien.
Gejala yang muncul secara bertahap ini
terdapat pada demensia tipe Alzheimer, vaskular, tumor otak, endokrinopati, dan
penyakit metabolik. Sebaliknya, demensia yang disebabkan trauma kepala, henti
jantung dengan hipoksia otak, atau ensefalitis
muncul tiba-tiba. Pada fase terminal, pasien mengalami disorientasi yang
sangat berat, inkoheren, amnesia, serta inkontinensia urin dan feses.
Gejala-gejala ini dapat berkurang bila telah diberikan terapi pada demensia yang
reversibel.
Prognosis tergantung usia timbulnya, tipe
demensia, dan beratnya deteriorasi. Pasien dengan onset yang dini dan ada
riwayat keluarga dengan demensia mempunyai perjalanan penyakit yang lebih
progresif.
Penatalaksanaan
Demensia dapat disembuhkan bila tidak
terlambat. Secara umum, terapi pada demensia adalah perawatan medis yang
mendukung, memberi dukungan emosional pada pasien dan keluarganya, serta
farmakoterapi untuk gejala yang spesifik. Terapi simtomatik meliputi diet,
latihan fisik yang sesuai, terapi rekreasional dan aktivitas, serta penanganan
terhadap masalah-masalah lain.
Sebagai farmakoterapi, benzodiazepin diberikan
untuk ansietas dan insomnia, antidepresan untuk depresi, serta antipsikotik
untuk gejala waham dan halusinasi.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !