Konjungtivitis Bakteri - FR 123 NT
Headlines News :
Home » » Konjungtivitis Bakteri

Konjungtivitis Bakteri

Written By Unknown on Senin, 30 Juli 2012 | 00.28

Konjungtivitis adalah radang konjungtiva yang disebabkan oleh bakteri. Mudah menular.

Etiologi
Stafilokok, Streptokok, Corynebacterium diphtheriae, Pseudomonas aeruginosa, Neis­seria gonorrhoea, dan Haemophilas influenzae.


Manifestasi Klinis
Konjungtiva bulbi hiperemis, lakrimasi, eksudat dengan sekret mukopurulen terutama di pagi hari, pseudoptosis akibat pembengkakan kelopak, kemosis, hipertrofi papil, folikel, membran, pseudomembran, granulasi, flikten, mata terasa seperti ada benda asing, dan limfadenopati preaurikular. Kadang disertai keratitis dan blefaritis. Biasanya dari satu mata menjalar ke mata yang lain dan dapat menjadi kronik.
 

Pada konjungtivitis gonore, terjadi sekret yang purulen padat dengan masa inkubasi 12 jam-5 hari, disertai perdarahan subkonjungtiva dan kemosis. Terdapat tiga bentuk, oftalmia neonatorum (bayi berusia 1-3 hari), konjungtivitis gonore infantum (lebih dari 10 hari), dan konjungtivitis gonore adultorum. Pada orang dewasa terdapat kelopak mata bengkak sukar dibuka dan konjungtiva yang kaku disertai sakit pada perabaan; pseudomembran pada konjungtiva tarsal superior; konjungtiva bulbi merah, kemosis, dan menebal; gambaran hipertrofi papilar besar; juga tanda-tanda infeksi umum. Biasanya berawal dari satu mata kemudian menjalar ke mata sebelahnya. Tidak jarang ditemukan pembesaran dan rasa nyeri kelenjar preaurikular. Sekret semula serosa kemudian menjadi kuning kental, tapi dibandingkan pada bayi maka pada dewasa sekret tidak kental sekali.

Pemeriksaan Penunjang
Dilakukan pemeriksaan sediaan langsung dengan pewarnaan Gram atau Giemsa untuk mengetahui kuman penyebab dan uji sensitivitas.

Untuk diagnosis pasti konjungtivitis gonore dilakukan pemeriksaan sekret dengan pewarnaan Metilen Biru yang akan menunjukkan Diplokok di dalam sel leukosit. Dengan pewarnaan Gram terlihat Diplokok Gram negatif intra dan ekstraseluler. Pemeriksaan sensitivitas dilakukan pada agar darah dan coklat.

Komplikasi
Stafilokok dapat menyebabkan blefarokonjungtivitis, Gonokok menyebabkan perforasi kornea dan endoftalmitis, dan Meningokok dapat menyebabkan septikemia atau meningi­tis.

Penatalaksanaan
Sebelum terdapat hasil pemeriksaan mikrobiologi, dapat diberikan antibiotik tunggal, seperti gentamisin, kloramfenikol, polimiksin, dan sebagainya, selama 3-5 hari. Kemudian bila tidak memberikan hasil, dihentikan dan menunggu hasil pemeriksaan.

Bila tidak ditemukan kuman dalam sediaan langsung, diberikan tetes mata antibiotik spektrum luas tiap jam disertai salep mata untuk tidur atau salep mata 4-5 kali sehari. Untuk konjungtivitis gonore, pasien dirawat serta diberi penisilin salep dan suntikan.

Untuk bayi dosisnya 50.000 unit/kg BB selama 7 hari. Sekret dibersihkan dengan kapas yang dibasahi air rebus bersih atau garam fisiologis setiap 15 menit dan diberi salep penisilin. Dapat diberikan penisilin tetes mata dalam bentuk larutan penisilin G 10.000-­20.000 unit/ml setiap menit selama 30 menit, dilanjutkan setiap 5 menit selama 30 menit berikut, kemudian diberikan setiap 1 jam selama 3 hari. Antibiotika sistemik diberikan sesuai dengan pengobatan gonokok. Terapi dihentikan setelah pemeriksaan mikroskopik menunjukkan hasil negatif selama 3 hari berturut-turut.

Prognosis
Konjungtivitis bakteri yang disebabkan oleh mikroorganisme tertentu, seperti Haemophilus Influenzae, adalah penyakit swasirna. Bila tidak diobati akan sembuh sendiri dalam waktu 2 rninggu. Dengan pengobatan biasanya akan sembuh dalam 1-3 hari.

Pencegahan
Untuk mencegah oftalmia neonatorum dapat dilakukan pembersihan mata bayi dengan larutan borisi dan diberikan salep kloramfenikol.

Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : nofull
Powered by fren
Copyright © 2012. FR 123 NT - All Rights Reserved
Template Design by Callysta Zahrani Published by FR 123 NT