Hipertrofi adenoid adalah pembesaran jaringan
limfoid pada dinding posterior nasofaring dan termasuk dalam cincin Waldeyer.
Seharusnya kelenjar ini mengalami resolusi spontan sehingga menghilang pada usia
18-20 tahun.
Manifestasi Klinis
Akibat dari hipertrofi akan timbul sumbatan
koana, sumbatan tuba Eustachius, serta gejala umum. Akibat sumbatan koana,
pasien akan bernapas melalui mulut, sehingga terjadi fasies adenoid (hidung
kecil, gigi insisivus ke depan, arkus faring
tinggi, dan pasien tampak seperti orang bodoh), faringitis, bronkitis, gangguan
ventilasi dan drainase sinus paranasal sehingga terjadi sinusitis kronik.
Akibat sumbatan tuba Eutachius, terjadi otitis media akut residif, otitis media kronik, dan
ketulian. Gejala urnum yang terjadi adalah obstruksi saluran napas atas,
gangguan tidur, tidur ngorok, retardasi mental,
dan pertumbuhan fisik kurang.
Pada rinoskopi anterior terlihat tertahannya
gerak velum palatum mole pada waktu fonasi. Dapat dilakukan pemeriksaan foto
tengkorak lateral. Pada anak sukar dilakukan rinoskopi posterior, sehingga dapat
dikerjakan pemeriksaan digital berupa perabaan daerah nasofaring dengan jari.
Akibat pemeriksaan mungkin anak akan muntah.
Komplikasi
Kor pulmonal.
Penatalaksanaan
Terapi bedah berupa adenoidektomi dengan cara
kuretase memakai adenotom. Komplikasinya adalah perdarahan dan tuli konduktif,
atau perdarahan bila kuretase kurang bersih.
Indikasi adenoidektomi
:
o Obstruksi saluran napas atas dengan akibat
gangguan tidur, kor pulmonal, atau sindrom apnea
tidur.
o Nasofaringitis purulen kronik meski telah
diobati adekuat.
o Adenoiditis kronik atau hipertrofi adenoid
dengan efusi telinga tengah yang menetap atau aktif.
o Otitis media supuratif
akut rekurens yang tidak bereaksi dengan antibiotik profilaksis.
o Kasus-kasus tertentu
dari otitis media supuratif kronik pada anak-anak
dengan hipertrofi adenoid.
o Kecurigaan adanya keganasan
nasofaring.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !