Etiologi
Belum jelas. Ada dua teori yaitu teori
jaringan asal dan teori ketidakseimbangan hormonal.
Manifestasi Klinis
Gejala yang sering ditemukan adalah sumbatan
hidung yang progresif dan epistaksis berulang yang
masif. Timbul rinorea kronik diikuti gangguan penciuman, rinolalia, dan anosmia.
Tuli atau otalgia akibat okulasi pada tuba Eustachius, dan dapat terjadi otitis
media. Sefalgia hebat terjadi bila tumor sudah meluas ke intrakranial. Dapat
pula menyebabkan deformitas pada muka, disfagi, proptosis, dan gangguan
visus.
Pada rinoskopi posterior terlihat massa tumor
dengan konsistensi kenyal, warna bervariasi dari abu-abu sampai merah
muda.
Pemeriksaan Penunjang
Dilakukan pemeriksaan radiologi konvensional
(foto kepala potongan antero-posterior, lateral, dan posisi Waters), tomografi
komputer, dan pemeriksaan arteriografi. Gambaran khasnya adalah tanda Holman
Miller, yaitu pendorongan prosesus pterigoideus ke belakang, sehingga fisura
pterigopalatina melebar. Arteriografi untuk metihat vaskularisasi tumor biasanya
dilakukan sekaligus dengan embolisasi praoperasi.
Biopsi merupakan kontraindikasi sebab akan
menyebabkan perdarahan masif.
Derajat perluasan tumor
:
Stadium I Tumor di
nasofaring
Stadium II Tumor meluas ke rongga hidung dan atau ke
sinus sfenoid.
Stadium III Tumor meluas ke salah satu atau lebih dari
sinus maksila dan etmoid, fossa pterigomaksila dan infratemporal, rongga mata
dan atau pipi.
Stadium IV Tumor meluas ke rongga
intrakranial.
Penatalaksanaan
Perbaiki keadaan umum, misalnya melalui
transfusi atau pemasangan tampon hidung. Operasi adalah pilihan utama, selain
radioterapi dan terapi hormonal yang hasilnya masih kontroversial. Pendekatan
operasi dilakukan sesuai lokasi tumor dan perluasannya.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !